JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM/ANTM) anggota MIND ID BUMN Holding Industri Pertambangan, mencatat kinerja positif sepanjang periode kuartal I 2022.

Kinerja operasi dan keuangan Antam yang solid tercermin dari capaian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada kuartal I 2022 sebesar Rp2,54 triliun. Capaian ini meningkat signifikan dibandingkan capaian EBITDA pada kuartal I 2021 sebesar Rp1,24 triliun atau tumbuh 105% Pertumbuhan EBITDA yang positif terutama didukung oleh kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Antam yang solid serta peningkatan efisiensi biaya di tengah apresiasi positif kenaikan harga komoditas global.

“Pencapaian kinerja positif tersebut tidak terlepas dari upaya untuk terus melakukan inovasi dalam bidang produksi dan penjualan dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien di tengah volatilitas kondisi new normal pandemi COVID-19,” ungkap Syarif Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan Antam, Jumat(20/5).

Pertumbuhan profitabilitas Antam pada periode kuartal I 2022 tercermin pada capaian laba kotor sebesar Rp2,45 triliun, tumbuh 51% dari capaian laba kotor pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,63 triliun. Sementara itu capaian laba usaha perusahaan tercatat sebesar Rp1,62 triliun, naik 104% dibandingkan periode kuartal I 2021 yang sebesar Rp793,89 miliar. Faktor pendukung tercapainya peningkatan ini adalah optimalisasi tingkat penjualan serta pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan usaha yang optimal serta katalis positif kenaikan harga komoditas global.

“Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba tahun berjalan periode kuartal I 2022 sebesar Rp1,47 triliun, naik 132% dibandingkan laba tahun berjalan pada periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp630,38 miliar,” kata Syarif.

Ia menjelaskan, implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama Antam yang berbasis pada komoditas nikel, emas, dan bauksit. Hal tersebut tercermin pada posisi arus kas bersih perusahaan yang diperoleh dari aktivitas operasi pada kuartal I 2022 sebesar Rp481,46 miliar. Capaian tersebut memperkokoh struktur keuangan Antam yang tercermin dari saldo kas dan setara kas pada akhir peiode kuartal I 2022 sebesar Rp4, 16 triliun.

Pada tahun 2022, Antam berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel dan bauksit, seiring dengan pertumbuhan tingkat penyerapan pasar dalam negeri. Pada kuartal I 2022, total penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp9,75 triliun, meningkat 6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp9,21 triliun. Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp7,42 triliun atau 76% dari total penjualan bersih Antam pada kuartal I 2022.

Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp5,88 triliun (60%), disusul feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp1,86 triliun (19%), bijih nikel sebesar Rp1,62 triliun (17%), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp299,40 miliar (3%).

Pada periode kuartal I 2022 Antam mencatat total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 370 kg (11.896 troy 02), tumbuh 28% dari tingkat produksi emas pada kuartal I 2021 sebesar 290 kg (9.323 troy oz). Pada tahun 2022, Antam kembali berfokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik. Kinerja penjualan emas Antam pada kuartal I 2022 mencapai 6.575 kg (211.391 troy 02).

Untuk memperluas akses kepada konsumen, pada bulan Februari 2022, Antam resmi melakukan penjualan produk Logam Mulia pada platform marketplace Tokopedia melalui akun “Butik Emas ANTAM Official” disamping penjualan online melalui website resmi.

Sepanjang periode kuartal I 2022, volume produksi feronikel Antam tercatat sebesar 5.681 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.660 TNi. Nilai penjualan feronikel sebesar Rp1,86 triliun, naik 51% dibandingkan periode kuartal I 2021 sebesar Rp?,23 triliun. Sementara volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel Antam dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 2,92 juta wet metric ton(wmt), meningkat 11% dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 2,64 juta wmt. Sedangkan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik mencapai 2,33 juta wmt pada kuartal I 2022, tumbuh 46% dari capaian volume penjualan tahun sebelumnyasebesar 1,60 juta wmt.

Antam mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 469.332 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 102.373 wmt. Pada tahun 2022, selain penjualan ekspor, Perusahaan berfokus pula dalam pengembangan pernjualan bauksit di dalam negeri. Sementara itu volume produksi produk alumina pada kuartal I 2022 mencapai 33.830 ton alumina tumbuh 121% dari volume produksi periode tahun sebelumnya sebesar 15.315 ton alumina. Volume penjualan produk alumina mencapai 34.822 ton alumina relatif stabil dibandingkan volume penjualan di kuartal I 2021 sebesar 34.314 ton alumina.

Syarif Faisal Alkadrie menambahkan, terkait dengan proyek pengembangan usaha, pada tahun 2021, Antam terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek. Pada Maret 2022, Anta. dan PT PLN (Persero) telah melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) terkait pengadaan pasokan listrik Smelter Feronikel Halmahera Timur di Maluku Utara untuk periode 30 tahun ke depan.

Pada April 2022, Antam bersama-sama PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation (IBC)), dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL) telah melakukan penandatanganan Framework Agreement terkait insiatif pengembangan untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi. Antam dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.

“Saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Inalum (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun,” kata Syarif Faisal Alkadrie.(RA)