JAKARTA – Selain menawarkan skema kerja sama baru kepada Saudi Aramco untuk pengerjaan pengembangan Kilang Cilacap,  PT Pertamina (Persero) juga menawarkan pengembangan aset lain.

Tajudin Noor, Sekretaris Perusahaan Pertamina, mengatakan saat ini Pertamina sedang dalam tahap finalisasi pembahasan valuasi aset di Kilang Cilacap. Selain itu,  Pertamina juga menawarkan aset lain untuk dikerjasamakan, yakni pengembangan kilang Trans Pacific Petrochemical Industries (TPPI).

“Iya itu juga Petrokimia Tuban, yang pengembangan TPPI sambungannya TPPI ada lanjutan,” kata Tajudin kepada Dunia Energi disela Pertamina Energy Forum 2019, Selasa (26/11).

TPPI adalah anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) yang memiliki komplek petrokimia. Saat ini pemegang saham TPPI ada beberapa pihak, di antaranya Tuban Petro yang saat ini 95% sahamnya dikuasai pemerintah, Pertamina, dan yang lain. Pertamina sudah menguasai sekitar 48% saham TPPI. Rencananya Pertamina mau mengambil alih kepemilikan TPPI.

Untuk skema baru yang disodorkan ke Aramco adalah dengan mengajukan mekanisme kerja sama baru yakni dengan tidak mengikutsertakan aset eksisting di kilang Cilacap dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Cilacap. Itu juga yang rencananya diterapkan di pengembangan TPPI.

Selain itu, nilai valuasi aset eksisting di Cilacap sebenarnya sudah diketahui. Saat ini hanya tinggal menunggu keputusan Saudi Aramco menyetujui hasil perhitungan atau tidak, atau menerima skema baru yang disodorkan.

“Kami sudah kasih ini opsinya valuasi,  diharapkan sebelum kita ulang tahun (10 Desember 2019) sudah ada keputusan,” ujar Tajudin.

Revitalisasi Kilang Cilacap akan meningkatkan kapasitas produksi kilang hingga 400 ribu barel per hari (bph), dari kapasitas saat ini sebesar 358 ribu bph. Meskipun dari sisi volume tidak terlalu besar peningkatannya, tapi kompleksitas produksi kilang akan semakin meningkat tajam dengan standar NCI menjadi 9,4 meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya empat.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengatakan untuk RDMP Cilacap Pertamina mengajukan dua opsi. Pertama skema awal di mana seperti yang sudah dibahas selama ini sedang menunggu kesepakatan untuk nilai valuasi.

Skema lainnya adalah dengan menggunakan skema sama halnya dalam pembangunan kilang Balikpapan. Di sana Pertamina telah memulai pengembangan sendiri kilang. Sambil berjalan kini juga dicari mitra untuk melanjutkan pengembangan kilang.

“Eksisting kilangnya ini tidak di-spin off. jadi skemanya nanti hanya membangun bersama untuk yang kilang barunya (fasilitas) saja. jadi ada dua skema sekarang dua opsi sehingga kita harapkan dengan adanya dua opsi ini kesepakatan dengan Saudi Aramco bisa segera terjadi sebelum akhir tahun ini,” kata Nicke.(RI)