JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berharap investasi di blok Rokan bisa segera dilakukan dalam waktu dekat paling tidak di semester pertama tahun ini. Investasi tersebut adalah dengan mengganti pipa pendistribusian minyak di blok yang saat ini dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) tersebut.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina mengungkapkan, penggantian pipa sangat penting untuk memastikan keberlanjutan produksi miyak di Rokan tetap terjaga saat Pertamina masuk sebagai operator di Rokan 2021. Namun demikian, Pertamina sampai sekarang belum bisa eksekusi penggantian pipa karena belum mendapatkan lampu hijau dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

“Kami sih siap ya (semester I ) tahun ini. Iya jadi kalau misalnya itu sudah (dapat persetujuan SKK Migas), rasanya bisa dijalankan,” kata Nicke belum lama ini.

Menurut Nicke, penggantian pipa tidak perlu menunggu kontrak baru blok Rokan yang sampai sekarang tidak kunjung ditandatangani oleh Pertamina lantaran investasi yang dilakukan merupakan fasilitas di hilir, dimana nantinya Pertamina juga dipastikan harus mengganti pipa-pipa tersebut setelah menjadi operator.

“Bisa lanjut karena itu bukan pipa hulu, tapi pipa hilir, jadi kita sudah bciara juga dengan SKK Migas dan kita tinggal menunggu aja,” ungkap Nicke.

Pipa hilir untuk distribusi minyak di blok Rokan menghubungkan beberapa Lapangan di sana yakni Minas-Duri-Dumai dan Balam-Bangko-Dumai.

Bagi Pertamina, penggantian pipa hilir sangat penting dan harus dilakukan pada tahun ini lantaran umur kelayakan pipa yang sudah jatuh tempo. Jika tidak dilakukan maka kendala teknis dipastikan akan terjadi terutama saat Pertamina resmi menjadi operator Blok Rokan.

Fataryani, Deputi Operasi SKK Migas, menjelaskan rencana penggantian pipa distribusi minyak di Rokan sudah masuk dalam salah satu poin pembahasan steering committee yang terdiri dari SKK Migas, Pertamina, dan Chevron. Dalam steering committee itu dibahas mengenai transisi blok Rokan dari CPI ke Pertamina.

Dia menuturkan dalam steering committee tersebut juga disiapkan bagaimana langkah Pertamina untuk bisa mulai berinvestasi di Rokan sebelum tahun 2021.

“Dari schedule dia masuk lah (penggantian pipa) sebelum 2021 sudah selesai,” ujarnya.

Dalam streering committee, lanjut Fataryani, dibahas semua item-item transisi, disitu ada rencana untuk menahan laju penurunan produksi kemudian rencana pengeboran termasuk pergantian pipa yang krusial.

“Intinya pada saat ambil alih produksi tidak turun, dibahas siapa yang investasi selama tiga tahun ini, siapa yang kerjain itu,” ujar Fataryani. (RI)