JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan menambah 48 armada kapal dalam waktu lima tahun ke depan. Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan kajian sudah dilakukan oleh manajemen dan menemukan adanya kebutuhan penambahan armada kapal untuk berbaga keperluan pengangkutan maupun kapal pemandu bagi kapal-kapal yang berukuran lebih besar.

“Pak wamen sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina menyetujui rencana pengadaan kapal. Ada penambahan 48 kapal,” kata Nicke dalam acara penandatanganan kerja sama secara virtual dengan BUMN industri kapal, Selasa (15/7).

Nicke mengatakan ke depan Pertamina tidak menutup kemungkinan untuk menggandeng BUMN industri perkapalan nasional untuk menyediakan kebutuhan armada kapal Pertamina. Paling tidak sekitar 30% dari penambahan kapal baru yang dibutuhkan bisa dipenuhi industri kapal dalam negeri. “Dari 48 sudah diidentifikasi 15 bisa dibangun di dalam negeri. Ini yang bisa kami jadikan langkah awal untuk menghidupkan kembali galang kapal dalam negeri,” ungkap dia.

Menurut Nicke, kerja sama dengan BUMN perkapalan juga bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Pertamina melalui ketepatan dan percepatan dalam penanganan pemeliharaan, perbaikan dan penggantian komponen kapal serta fasilitas pendukung lainnya.

“Nantinya akan lebih fleksibel sehingga bisa melakukan docking di lokasi terdekat. Hal ini juga akan menjadikan perawatan dan pemeliharaan kapal Pertamina lebih efisien,” kata Nicke.

Pertamina Group  telah menandatangani perjanjian potensi kerja sama pembangunan dan pemeliharaan atau perawatan kapal dengan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) serta PT Industri Kapal Indonesia (Persero) dibawah koordinasi PT Barata Indonesia sebagai koordinator dari klaster BUMN manufaktur.

Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama Barata Indonesia, mengatakan bahwa peluang kebutuhan kapal Pertamina menjadi pasar baru untuk industri galangan kapal nasional. Kerja sama dengan Pertamina selain membuat kapal baru, juga untuk kerja sama maintance dan perbaikan.

“Kerja sama yang utama kerja sama untuk pemeliharan dan perbaikan kapal dulu. Jenisnya untuk kapal tangker dan kapal pandu. Untuk pembuatan kapal, akan ada pembicaraan lagi untuk spek kapal tangker yang seperti apa yang dibutuhkan Pertamina,” kata Fajar.(RI)