JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) hingga Agustus 2016 sudah membawa 7,89 juta barel minyak dari lapangan yang dikelola di luar negeri ke ke Indonesia. Hingga akhir tahun, Pertamina menargetkan membawa 16 juta barel minyak.

Slamet Riadhy, Presiden Direktur PIEP, menegaskan PIEP bertindak sebagai produsen minyak di luar negeri. Hasilnya diserahkan langsung kepada Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina untuk diolah terlebih dulu sebelum dibawa ke Indonesia.

“Jadi nanti ISC yang mengolah, apakah langsung dibawa ke kilang di tanah air atau diolah dulu dengan mekanisme CPD, seperti yang dilakukan pada minyak dari Irak,” ujar Slamet di Jakarta, Jumat.

Hingga Agustus 2016, PIEP membukukan produksi migas sebesar 120 ribu barrel oil equivalent per day (BOEPD) yang diperoleh dari ladang migas di tiga negara, yakni Irak, Aljazair dan Malaysia.

“Sejak berdiri 1,5 tahun lalu produksi PIEP saat ini mencapai 120,59 ribu BOEPD atau sekitar 15 persen di atas target sekitar 104 ribu BOEPD,” kata Slamet.

Menurut Slamet, Irak menjadi negara dengan kontribusi terbesar dengan produksi 43,7 ribu BOEPD, diikuti Aljazair sebesar 41,1 ribu BOEPD dan Malaysia dengan blok offshore-nya sebesar 35,7 ribu BOEPD.

Dengan strategi water flood program, PIEP mampu mendongkrak produksi di Irak sehingga melewati target yang direncanakan “Dengan program tersebut berhasil meningkatkan produksi net to share PIEP di Irak sebesar 6.090 BOEPD,” tukas dia.

Selain di Irak, peningkatan produksi juga berhasil dibukukan dihampir seluruh lapangan migas yang dioperasikan PIEP. Lapangan di Malaysia misalnya memberi tambahan produksi netto share PIEP sebesar 5.790 BOEPD. Tambahan tersebut di dapat dari lapangan migas South Acis, Permas, dan Blok K. Selain itu, PIEP memperoleh tambahan produksi 6.320 BOEPD usai dilakukannya Overhaul C-431 MLN Moto Compressor di lapangan MLN di Aljazair.(RI)