JAKARTA – PT Pertamina (Persero) optimistis perhitungan valuasi aset untuk Kilang Cilacap sebagai bagian dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) bisa selesai pada September mendatang.

Pahala N Mansury, Direktur Keuangan Pertamina, mengatakan akan dibentuk tim independen khusus untuk proses valuasi. Tim tersebut akan dipilih berdasarkan kesepakatan kedua pihak antara Pertamina dam mitra usaha Saudi Aramco.

“Insya Allah valuasi sudah bisa diselesaikan. September akan Kita selesaikan,” kata Pahala ditemui di Gedung DPR Jakarta, Kamis (18/7).

Pertamina dan Saudi Aramco sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam menyiapkan pengembangan Kilang Cilacap. Kesepakatan tersebut dicapai di sela-sela pertemuan G20 pada Juni lalu.

Kesepakatan joint venture antara Pertamina dengan Saudi Aramco sedianya akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan baru akan diperpanjang hingga akhir September 2019.

Pada proyek Kilang Cilacap Pertamina memiliki saham mayoritas 55% dan Saudi Aramco menguasai 45%. Pembagian tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan dalam head of agreement yang ditandatangani akhir 2015.</p>

Sekarang ini Pertamina tengah menunggu tanggapan dari Saudi Aramco untuk membentuk tim independen. Nantinya tim tersebut akan menghitung aset kilang Cilacap.

“Kami sedang menunggu tanggapan dari Saudi aramco. Agar sepakat untuk menunjuk satu pihak Tim independen,” ujar Pahala.

Revitalisasi Kilang Cilacap akan meningkatkan kapasitas produksi kilang hingga 400 ribu barel per hari (bph), dari kapasitas saat ini sebesar 358 ribu bph. Meskipun dari sisi volume tidak terlalu besar peningkatannya, tapi kompleksitas produksi kilang akan semakin meningkat tajam dengan standar NCI menjadi 9,4 meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya 4.(RI)