JAKARTA – PT Pertamina (Persero) secara resmi mulai mengontrol penuh salah satu perusahaan migas internasional, Maurel&Prom (M&P) seiring penuntasan proses akuisisi 72,65% saham perusahaan yang tercatat di Bursa Saham Paris tersebut. Pertamina juga telah menunjuk dan menempatkan Aussie Gautama sebagai Chairman of the Board M&P.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan masuknya Aussie sebagai chairman membuat kebijakan M&P ke depan akan berdasarkan pada pembahasan dan sesuai arah kebijakan Pertamina. “Itu (penunjukkan Aussie) sebagai bukti Pertamina sudah kontrol penuh M&P,” kata Syamsu kepada Dunia Energi, Senin (17/4).

Syamsu menambahkan, setiap keputusan atau aksi korporasi yang akan dilakukan M&P nantinya juga harus melalui persetujuan Pertamina.

Laporan keuangan M&P 2016 menyebutkan perusahaan tersebut pada tahun lalu mencatat produksi minyak dan gas sebesar 25.202 barrel oil equivalent per day (BOEPD), naik 37% dibanding 2015.

Aussie menggantikan posisi Jean-François Hénin di M&P. Sejak 2015, Aussie telah bergabung di M&P sebagai Senior Principal Advisor E&P di CEO Office Pertamina.

Selain menempatkan Aussie di jajaran direksi perusahaan, Pertamina juga menempatkan dua wakil lainnya, yaitu Huddie Dewanto dan Maria R. Nellia, sebagai Members of the Board.

Huddie adalah Direktur Keuangan dan Komersial di PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) yang pernah menjadi representatif Indonesia di OPEC. Sementara Maria R. Nellia, profesional migas selama hampir 29 tahun dan bergabung dengan PIEP sejak 2015 dan kini menjabat sebagai Vice President Commercial & Business Support PIEP.

Adiatma Sardjito, Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, mengatakan formalitas tiga eksekutif Pertamina tersebut telah disetujui melalui Rapat Board Maurel & Prom pada 10 April 2017.

“Ketiga eksekutif tersebut adalah profesional berpengalaman yang telah disetujui direksi sebagai representasi Pertamina dalam mengembangkan aktivitas internasional lebih lanjut melalui sinergi M&P”, ujar Adiatma.

Selain menguasai saham mayoritas di Maurel & Prom, Pertamina melalui PIEP juga telah beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia. Serta memiliki akses operasi di 12 negara di empat benua.

“Tambahan negara tersebut di antaranya aset produksi di Gabon, Tanzania, Nigeria, serta aset eksplorasi di Namibia, Kanada dan Kolombia, Perancis Italia, serta Myanmar,” kata Adiatma.(RI)