JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berencana menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization and storage/CCUS) untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari setiap kegiatan produksi lapangan gas perusahaan. Namun untuk implementasikannya dibutuhkan dana yang tidak sedikit.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE mengungkapkan bahwa dalam mengimplementasikan teknologi ini terdapat tantanga besar yakni pada nilai keekonomiannya. Untuk itu Pertamina akan mengincar pendanaan eksternal untuk jalankan program ini.

“Nah ini lah pentingnya bagaimana kita menangkap CO2 dan memanfaatkannya dalam perut bumi itu. Tapi kita dari sisi kapitalnya dibantu melalui carbon kredit,” ujar Taufik di Jakarta, Kamis (17/6)

Kontribusi emisi CO2 dari hasil kegiatan produksi migas produksi cukup besar. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi CCUS.

Nantinya teknologi ini juga dapat diintegrasikan dengan peningkatan produksi minyak melalui mekanisme Enhanced Oil Recovery (EOR).

Menurut Taufik, penerapan CCUS sudah dilakukan uji coba di beberapa lapangan gas perusahaan. Salah satunya yakni lapangan Gundih yang bekerja sama dengan pemerintah Jepang.

Jika berhasil maka tidak menutup kemungkinan akan diujicobakan di seluruh lapangan gas Pertamina yang jumlahnya mencapai 50 lapangan.

Kemudian ada Lapangan Natuna dengan potensi gas 222 triliun standar kaki kubik (TSCF) dan kandungan CO2 mencapai 72%.

“Ada potensi gas besar di Natuna. Memang CO2 nya hampir 70% dengan carbon capture ini berhasil mungkin ujungnya ke sana,” katanya.

Luky Yusgiantoro, Tenaga Ahli SKK Migas, mengatakan dari hasil penerapan CCUS di Lapangan Gundih diharapkan dapat mengurangi 3 juta ton CO2 dalam 10 tahun ke depan. Selain itu di Lapangan Gundih, BP juga ingin untuk mengembangkan CCUS di Lapangan Tangguh.

Belum lagi lapangan-lapangan yang dalam tahap pengembangan, seperti Repsol yang akan melakukan CCUS di Blok Sakakemang. Namun menurutnya keekonomian tetap jadi hal yang kembali jadi penentu.

“Dari sisi kajian teknisnya sedang kita kerjakan. ujung ujungnya keekonomian. ini menjadi tantangan tertentu. regulasinya seperti apa,” ujar Luky.