JAKARTA – Pekan lalu pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi, yakni Solar dan Pertalite. Tidak hanya itu, BBM Jenis Bahan Bakar Umum (JBU) Pertamax, yang seyogyanya diatur oleh perusahaan juga diatur harganya oleh pemerintah dan alami kenaikan dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menuturkan pada dasarnya Pertamax sama seperti JBU lainnya seperti Pertamax Turbo, Dexlite atau Pertamina Dex dimana harganya dievaluasi oleh perusahaan. Namun demikian Pertamax tidak mengalami kenaikan saat harga minyak sedang tinggi-tingginya, ini untuk menghindari terjadinya migrasi dari Pertamax ke Pertalite yang berpotensi menambah beban subsidi.

“Sekarang kita lihat Pertamax kemudian pemerintah mengendalikan juga harganya karena kalau Pertamax disesuaikan dengan market price maka ini akan lebih banyak lagi yang ke Pertalite, which is membuat subsidi semakin naik,” kata Nicke saat rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis malam (8/6).

Hanya saja berbeda dengan Solar dan Pertalite yang selisihnya ditanggung oleh pemerintah, untuk Pertamax selisih harga yang ditetapkan saat ini dengan harga keekonomian ditanggung oleh Pertamina. ” Khusus Pertamax selisihnya itu yang menanggung Pertamina, jadi tidak diganti pemerintah, tidak ada. tidak masuk, JBT adalah Solar, JBKP Pertalite, untuk Pertamax itu JBU secara aturan namun kalau itu disesuaikan dengan harga pasar maka ini akan pindah ke Pertalite,” jelas Nicke.

Hal itu menurut Nicke yang membedakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan swasta. Pertamina diamanatkan untuk ikut membantu menjaga daya beli masyarakat. “Itu beban Pertamina. jadi jual rugi? ini kan secara bottom line secara per produk memang rugi, tapi kita jaga di bottom line jangan sampai bikin itu negatif. Kembali lagi, harus melihat pemerintah ada tiga yang harus balance, daya beli masyarakat, APBN sehat, badan usaha sehat,” jelas dia.

Selain itu menurut Nicke Pertamina terbantu dengan tingginya harga minyak dunia dari bisnis hulu sehingga bisa menutup beban yang ada di hilir. “Pertamina ini hulu hilir, ketika harga komoditas naik kita dapat windfall dari hulu,” ungkap Nicke. (RI)