JAKARTA– PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), cucu usaha PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, diproyeksikan masih menjadi kontributor terbesar terhadap PT Pertamina Hulu Indonesia pada 2019. Dari total produksi minyak 47,5 ribu barel per hari (BOPD) dan lifting 47,2 ribu BOPD serta produksi gas 849 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan lifting 707 MMSCFD, sebagian besar dikontribusikan oleh PHM.

Bambang Manumayoso, Presiden Direktur PT PHI, mengatakan PHM tahun ini diproyeksikan memproduksikan dan liftiny minyak 30,4 ribu BOPD. Kontribusi PHM ini paling besar dibandingkan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur, yang baru diambilalih pengelolannya dari Chevron Indonesia Company. Total produksi dan lifting PHKT tahun ini diproyekskan 9,5 ribu BOPD.

“Kontribusi lainnya berasal dari PT Pertamina Hulu Sangasanga (PHSS) yang tercatat 7,3 ribu BOPD produksi dan 7,2 ribu BOPD lifting,” ujar Bambang di Jakarta, akhir pekan lalu.

Untuk gas, PHM masih akan jadi andalan utama PHI. Bambang mengatakan, produksi gas PHM tahun ini diproyeksikan 715 MMSCFD dan lifting 608 MMSCFD. Sedangkan PHSS ditargetkan produksi gas 82 MMSCFD dan lifting 57 MMSCFD. “PHKT untuk produksi gas tahun ini sekitar 53 MMSCFD dan lifting 42 MMSCFD,” jelas dia.

Untuk mencapai target tersebut, PHI memproyeksikan sejumlah kegiatan yang akan dilakukan oleh tiga anak usahanya. Di PHM, misalnya, menurut Bambang, akan dilakukan pengeboran 108 sumur dengan pengoperasian lima rig. Selain itu ada aktivitas well service sebanyak 6.423 pekerjaan, dan SIBU sekitar 820 unit.”PHM juga akan mensupport minyak untuk Refinery Unit V Balikpapan slain untuk terus melalukan cost efficiency,” katanya.

Adapun kegiatan untuk PHSS tahun ini adalah pengeboran sekitar 29 sumur dengan dua rig serta work over dan work service 368 dan 701 pekerjaan. Juga ada aktivitas cap string sebanyak 20 dan PCTGL 30. “ Kami juga fokus untuk LNG business dan melakukan cost efficiency,” katanya.

Sementara untuk PHKT, lanjut Bambang, rencananya tahun ini dilakukan pengeboran tiga sumur dan work over 37 pekerjaan dan work service 308 pekerjaan. PHKT juga akan memasok gas ke Refinery Unit V untuk menekan impor LPG.

Bambang menyebutkan, sepanjang tahun lalu PHI mencatatkan produksi minyak 49,1 ribu BOPD naik 7% dari proyeksi 45,9 ribu BOPD dan gas 929 MMSCFD, turun dari proyeksi 1.008 MMSCFD. Perseroan juga berhasil mengebor 64 sumur, turun 11% dari target 72 sumur.
Sepanjang 2018, PHI berhasil membukukan laba bersih US$ 700 juta, turun dari proyeksi US$ 767 juta. Sementara itu, anggaran belanja operasi mencapai US$ 937 juta, turun 22% dari USR 1,205 miliar. Sementara itu, anggaran belanja investasi mencapai US$ 562 juta, turun 17% dari US$674 juta. (DR)