JAKARTA- Kebijakan baru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupa Permenlhk No 1 Tahun 2021 tentang PROPER memberikan tantangan sekaligus peluang bagi PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia. Manajemen PHM dituntut untuk kreatif membuat dan mengimplementasikan program inovasi untuk masyarakat di sekitar operasi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Agus Amperianto, General Manager Pertamina Hulu Mahakam, mengatakan dalam menjalankan program tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL), PHM mengacu pada inovasi sosial dan inovasi teknologi. Dengan dua pendekatan inovasi tersebut, mitra PHM bisa mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar ketimbang melakukan program dengan pendekatan tradisonal.

Menurut Agus, bagi PHM, pengelolaan lingkungan dan kepedulian sosial merupakan investasi sosial dengan menjadikan triple bottom line yakni profit, people dan planet sebagai pondasi dalam mewujdukan keberlanjutan perusahaan. Namun untuk mewujudkan program yang berkelanjutan serta memberi manfaat yang lebih besar kepada masyarakat, inovasi menjadi kata kunci.

“Dari sisi operasional, kita juga menghadapi beberapa kendala, lapangan yang sudah mature, luas wilayah, penurunan alami produksi serta fasilitas produksi yang sudah uzur. Maka yang mesti dilakukan adalah inovasi. Demikian pula untuk kegiatan tanggungjawab sosial, inovasi menjadi keharusan,” kata Agus saat berbicara pada DeTalk bertema “Mengajar PROPER melalui Inovasi Sosial dan Lingkungan” yang dilakukan secara virtual, Selasa sore (8/6).

Ada dua program penguatan inovasi sosial andalan PHM. Pertama, Nelayanku Hebat. Ini adalah inovasi apartemen ikan ramah lingkungan di Desa Muara Pantuan dan Sepatih di lapangan PHM-SPU. Kedua Petani Maju 4.0 dengan inovasi pertakultur berlokasi di Kelurahan Senipah, Handil Baru, dan Handi Baru Darat. Lokasi program ini di Lapangan PHM-BSP.

Program apartemen ikan merupakan inovasi dari rumpon mangrove yang selama ini menjadi tempat ikan dengan membangun apartemen ikan berbasis bambu.

“Seperti laiaknya sebuah apartemen, tentu saja lebih bersih, lebih rapi dan menjadi tempat yang nyaman dan mnejadi daya tarik penghuni untuk datang. Inilah yang coba kita terjemahkan dalam apartemen ikan tersebut,” kata Agus.

Untuk program Nelayanku Hebat, PHM juga melakukan inovasi teknologi dengan menyediakan bagi nelayan GPS dan fishfinder. Agus beralasan, selama ini nelayan di Kalimntan Timur saat melaut, tidak tentu arah, mengakibatkan penggunaan bahan bakar cukup tinggi. Dengan GPS dan Fishfinder, nelayan bisa menentukan lokasi mana yang banyak ikan, sehingga hasil tangkapan lebih baik dan bisa menghemat penggunaan bahan bakar. “Dengan inovasi teknologi ini, nelayan bisa menghemat penggunaan bahan bakar sampai 50 persen,” katanya. (APS)