JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) meraih tiga penghargaan di ajang Bisnis Indonesia Social Responsibility (BISRA). Tiga penghargaan itu adalah kategori Platinum melalui PGE Area Kamojang, Gold dari Area Ulubelu, dan Silver dari Area Lahendong pada kategori BUMN/BUMD Champion in Corporate Social Responbility.

Eko Agung Bramantyo, Direktur Operasi PGE, mengatakan penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi dari BISRA karena menjalankan kegiatan CSR yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.  Penghargaan ini merupakan pencapaian PGE yang terbukti selalu memperhatikan kegiatan sosial terhadap masyarakat sekitar. “Ini adalah bentuk komitmen dan kerja keras dari Perwira PGE dalam menjalankan tanggung jawab sosial lingkungan,” ujar Eko di Jakarta, Rabu (29/6).

PGE Area Kamojang meraih penghargaan tertinggi kategori Platinum Champion melalui Program Corporate Social Responbility (CSR) unggulan KANG DEDI (Kamojang Desa Digital) yang merupakan inovasi program pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang. Melalui Kang Dedi, digitalisasi desa dilakukan dengan mengembangkan inovasi yang ramah lingkungan. “Berbagai inovasi Kang Dedi mampu menjawab keterbatasan semenjak mulai terjadi COVID-19, permasalahan sosial, dan kebutuhan masyarakat terutama di bidang komunikasi, transportasi dan pertanian,” ujar Eko.

Anugrah BISRA 2022 merupakan wujud apresiasi Bisnis Indonesia kepada perusahaan yang telah mengikuti seluruh tahapan proses penjurian, dimulai dari registrasi, pengisian kuesioner, penyampaian data-data yang relevan, hingga interview/presentasi di hadapan Dewan Juri BISRA 2022, yang berlangsung pada Januari – Mei 2022.

Eko Agung  mengatakan, dalam menjalankan bisnisnya, PGE terus berkomitmen mengembangkan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE. Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan khususnya panas bumi.

“Pengembangan penyediaan energi panas bumi yang dilakukan PGE juga wujud dukungan dan komitmen PGE dalam mencapai pembangunan berkelanjutan khususnya goal ke 7 (energi bersih dan terjangkau), 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggungjawab), 13 (penanganan perubahan iklim), dan 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals),” ujarnya.

PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi Utara. Di  13 wilayah kerja tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW, yang terdiri atas 672 MW yang dioperasikan sendiri (Own Operation) oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract). Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar 82% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sebesar 9,7 juta ton CO2 per tahun.