TUBAN – PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia sebagai perusahaan patungan antara Pertamina dan Rosneft yang membangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Kilang GRR Tuban telah gelontorkan dana Rp23 miliar sejak tahun 2019 hingga 2021.

Selama tiga tahun dari 2019-2021, kontribusi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan GRR Tuban telah mencapai Rp. 23 miliar. Salah satu bentuk program sosial yang kami canangkan adalah beasiswa D3 Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu bagi para siswa bertalenta di area Tuban. Tahun ini penerima beasiswa kami telah memasuki tahap akhir studinya. Artinya, program kami dirancang berkelanjutan dan menyasar seluruh lapisan masyarakat,” jelas Kadek Ambara Jaya, Direktur Utama Pertamina Rosneft (30/1).

Kadek menuturkan sebagai proyek strategis, Kilang GRR Tuban diproyeksikan akan menjadi salah satu kilang terbesar Indonesia dan menghasilkan produk BBM berkualitas seperti Gasoline, Diesel, dan Avtur hingga 229 ribu barrel per hari. Guna menunjang proyek strategis tersebut, Pertamina Rosneft proaktif melibatkan pekerja lokal dimana angka serapan telah mencapai 1220 pekerja di area Tuban.

Menurut Kadek, komitmen Pertamina Rosneft dalam memberdayakan tenaga kerja lokal di area Tuban telah dilakukan sejak tahap pembersihan lahan (land clearing). “Total, ada 1220 pekerja lokal yang diberdayakan sejak tahapan land clearing I hingga IV. Tenaga lokal ini berasal dari desa-desa ring 1 di area GRR Tuban termasuk Wadung, Rawasan, Mentoso, Sumurgeneng dan Kaliuntu,” ujar Kadek.

Proyek GRR Tuban memiliki target serapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 27.85%. Komponennya antara lain penyerapan tenaga kerja lokal saat proyek berlangsung, setelah proyek berlangsung, hingga barang dan jasa dalam negeri yang berkualitas. “Bahkan, proyek GRR Tuban akan turut serta menggunakan bahan baku lokal dalam proses konstruksinya. Untuk menjamin kualitas TKDN, kami menggandeng PT Surveyor Indonesia (Persero) dalam melaksanakan vendor assessment proyek agar para vendor benar-benar memenuhi nilai TKDN dalam pengadaan barang,” Kadek.

Hingga akhir Desember 2021, progres proyek ini mencapai 62,77% dalam tahapan penyusunan desain (Front-End Engineering Design/FEED). Angka ini cukup jauh melampaui target awal yaitu sebesar 56,45%. Penyusunan desain teknis ini merupakan fase yang krusial dalam pembangunan kilang, karena dari FEED ini akan didapatkan desain dan spesifikasi kilang secara lengkap sebagai dasar untuk melanjutkan proyek.

Proyek Kilang GRR Tuban adalah program pembangunan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kilang petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi negeri. Selain produk BBM, Kilang GRR Tuban bertujuan menghasilkan produk petrokimia sebesar 2820 kilo ton per tahun, serta paraxylene sebesar 1300 kilo ton per tahun. Kilang yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 300 ribu barel per hari ini akan menjadi salah satu kilang terbesar yang dimiliki Pertamina. (RI)