JAKARTA – Exxonmobil, menyusul PT Vivo Energy Indonesia, PT Garuda Mas Energi dan PT AKR Corporindo Tbk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Penurunan harga Exxon yang baru terjun di bisnis hilir migas nasional lebih besar dibanding tiga badan usaha lainnya.

“Exxonmobil baru melaporkan harga BBM RON92-nya turun dari Rp10.900 per liter menjadi Rp9.800 per liter,” kata Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kantor Kementerian ESDM, Rabu malam (12/12).

Exxonmobil bergabung bersama tiga badan usaha, Vivo, Garuda Mas dan AKR Corporindo yang sudah menurunkan harga BBM.

“Jadi tinggal Shell dan Pertamina yang belum menurunkan harga BBM,” tukas Djoko.

Kementerian ESDM sebelumnya telah meminta PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi paling lambat Januari 2019. Jika tidak, instansi tersebut akan memanggil manajemen Pertamina, sebelum menjatuhkan sanksi.

Menurut Djoko, Pertamina sudah menyampaikan komitmen untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi, mengikuti penurunan harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini. “Janjinya begitu. Ya janji Januari lah‎,” katanya.

Djoko mengatakan, ‎Pertamina tidak bisa langsung menurunkan harga BBM nonsubsidi karena harus menghabiskan stok yang dibeli sebelum harga minyak turun. ‎Jika tidak juga menurunkan harga BBM nonsubsidi hingga Januari 2018, Kementerian ESDM akan memanggil Pertamina.

“Kami panggil, nanti kan dipertimbangkan berdasarkan objektif. Kami kan punya formula, formula harga,” kata Djoko.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, sebelumnya mengatakan penetapan harga BBM nonsubsidi adalah murni urusan bisnis perusahaan sehingga perlu dilakukan pembahasan internal terlebih dulu sebelum menetapkan harga BBM. “Ya tidak apa-apa nanti saja (turun harga BBM), itu kan keputusan bisnis. Kami akan mengambil keputusan di saat yang tepat,” tandas Nicke.(RI)