JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan proses restrukturisasi perusahaan dilakukan sesuai kaidah bisnis yang berlaku dalam dunia usaha. Proses restrukturisasi saat ini  dalam masa transisi.

Salah satu konsekuensi yang ditimbulkan dari restrukturisasi adalah munculnya pajak. Tapi manajemen menegaskan hal itu masih dalam keputusan final dan saat ini dikaji formula terbaik untuk bisa meminimalikan risiko pajak yang mungkin ada.

Agus Suprijanto, SVP Corporate Communication & Investor Relation Pertamina, mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum ada pengalihan aset Pertamina ke business group maupun anak perusahaan lainnya dalam rangka restrukturisasi.

Dia menegaskan status pengelolaan wilayah kerja dari anak perusahaan hulu yang berkontrak kerja sama dengan SKK Migas pun tetap sama. Adapun regionalisasi dilakukan dalam rangka koordinasi dan memastikan kegiatan operasional hulu migas terintegrasi sehingga operasional akan lebih efisien.

“Di masa transisi ini belum diikuti oleh transaksi yang menimbulkan dampak pajak. Justru pra-kondisi yang dilakukan sekarang, dalam rangka menemukan konfigurasi proses restrukturisasi terbaik sehingga dapat meminimalisasi risiko pajak yang mungkin akan timbul nanti,” kata Agus, Kamis (29/10).

Agus juga membantah banyaknya anggapan yang menyatakan bahwa restrukturisasi Pertamina telah menghambat jalannya operasional dan proyek strategis. Menurut dia,  sejauh ini seluruh bisnis proses dan operasional dari hulu sampai dengan hilir dapat dijalankan dengan baik.

“Komunikasi secara intensif dilakukan sehingga seluruh fungsi dan karyawan tetap bekerja secara profesional dengan komitmen tinggi mendukung pencapaian target perusahaan,” katanya.

Salah satu tanda kegiatan operasional berjalan dengan baik ditengah proses transisi, kata Agus, adalah masyarakat juga tetap bisa menikmati layanan BBM dan LPG dengan baik. “Karena proses produksi dan distribusi yang dijalankan seluruh fungsi dan anak usaha Pertamina tetap lancar,’ ujarnya.

Dari sisi hulu migas per September ini juga berhasil mencatat produksi migas 868 ribu barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD), masih sejalan dengan target yang ditetapkan perusahaan.

“Hal ini menunjukkan bahwa proses bisnis Pertamina baik-baik saja, tidak acak acakan. Secara prosedur kerja, manajemen juga telah mengeluarkan aturan yang mengatur alur kerja dan kewenangan di masa transisi,” jelas Agus.

Dia menyatakan restrukturisasi Pertamina merupakan amanah pemegang saham yang harus diwujudkan, dimana dalam prosesnya manajemen senantiasa mempertimbangkan aspek strategis, prosedur dan penanganan seluruh aset perusahaan termasuk pekerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Proses tersebut membutuhkan transisi yang terkelola dengan baik, hati-hati (prudent), dan profesional.

“Restrukturisasi perusahaan yang dilakukan Pertamina saat ini sudah menjadi common practices dalam upaya peningkatan performa perusahaan dan efisiensi seperti yang terjadi di berbagai perusahaan energi global lainnya. Ketika melakukan restrukturisasi, perusahaan tersebut juga melalui tahapan masa transisi,”ujar Agus.

Legal Standing terkait pembentukan Holding dan Business Group ini juga sudah jelas. Sedangkan terkait permintaan legal opinion dari institusi hukum, Agus menuturkan Legal Opini Jamdatun dimintakan untuk keberlangsungan proses implementasi restrukturisasi agar tetap sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Sejak awal, semua proses menuju restrukturisasi dipastikan dalam koridor GCG dan sesuai peraturan yang berlaku,”ujar Agus.

Sementara untuk revitalisasi dan pembangunan kilang, tambah Agus, hingga saat ini proyek Refinery Development Master Plan dan Grass Root Refinery (RDMP/GRR), tetap berjalan sesuai tahapan yang telah ditetapkan. Secara umum seluruh proyek menunjukkan progress yang jelas dan berjalan baik dengan pantauan manajemen.

“Proses restrukturisasi dilakukan secara bertahap. Di masa transisi saat ini, kita memastikan seluruh persiapan restrukturisasi telah matang. Kita fokus agar restrukturisasi berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif mendukung pencapaian tujuan Pertamina menjadi perusahaan energi global terdepan,” ungkap Agus.(RI)