JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengincar ladang migas yang dikelola dua perusahaan Uni Emirat Arab, yakni Abu Dhabi National Oil Company dan Mubadala.

Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan blok migas yang diincar nantinya merupakan blok migas yang sudah berproduksi.

“Yang sudah produksi di luar negeri yang kami jajaki di Abu Dhabi. Itu akan menambah portofolio hulu migas Pertamina. Antara Adnoc atau Mubadala, itu masih dikaji,” kata Nicke di Jakarta, Jumat (13/12).

Langkah ini sendiri juga sebagai bagian dari kerja sama yang didorong kedua pemerintahan. Adnoc dan Mubadala merupakan kandidat untuk menjadi mitra usaha Pertamina di proyek Kilang Balikpapan. Selain itu, keduanya juga berpotensi menjadi mitra di Kilang Bontang. Gantinya maka Pertamina bisa kerja sama juga di sektor hulu.

“Kami jajaki. Jadi abu Dhabi bekerja sama di sisi kilang, ada juga kerja sama yang ini (hulu),” katanya.

Tajudin Noor, Sekretaris Perusahaan Pertamina saat dikonfirmasi mengatakan hingga kini belum ada penawaran resmi dari kedua perusahaan terkait blok mana yang akan dikerjasamakan. Namun Pertamina siap untuk melakukan kajian jika sudah ada kepastikan blok yang bisa diakuisisi.

“Tentunya semua akan melalui kajian dulu jika ada tawaran, dari mereka (Adnoc dan Mubadala) belum secara officially,” ujar Tajudin.

Pertamina terakhir kali mengambil alih aset migas di negara lain yakni pada 2017. Saat itu, Pertamina mengakuisisi 64,46% saham perusahaan migas Peranci, yakni Maurel&Promm. Melalui akuisisi tersebut, perseroan memiliki aset migas yang tersebar di Gabon, Nigeria, Tanzania, Namibia, Kolombia, Kanada, Myanmar, Italia, dan negara lainnya. Namun, aset utamanya yang telah berproduksi yakni di Gabon, Nigeria, dan Tanzania.

Selain itu, di Aljazair, Pertamina memiliki saham di Blok Menzel Lejmet North (MLN), El Merk (EMK), dan Ourhoud (OHD).
Kemudian akuisisi juga dilakukan di Irak, perseroan memegang saham di Lapangan West Qurna 1. Di Malaysia, Pertamina mempunyai saham di Blok K, Blok Kikeh, Blok SNP, Blok SK309 dan Blok SK311.

Pada tahun depan Pertamina alokasikan investasi untuk pengembangan bisnis hulu migas secara organik atau peningkatan produksi migas dari aset yang telah dimiliki sebesar US$ 3,57 miliar. Sementara untuk pengembangan bisnis secara anorganik sebesar US$ 150 juta.(RI)