NEW YORK- Harga minyak mentah jatuh lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis (3/9) pagi WIB. Ini membalikkan kenaikan awal setelah sebuah laporan menunjukkan permintaan bensin turun di Amerika Serikat (AS) selama minggu terakhir.

Mengutip Reuters, patokan global, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November 2020 merosot US$1,15 atau 2,5%, menjadi menetap di US$44,43 per barel, setelah mencatat kenaikan selama dua hari berturut-turut.

Sementara itu harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup US$1,25 atau 2,9% lebih rendah, menjadi US$41,51 per barel.

Harga berjangka berubah negatif setelah data mingguan pemerintah menunjukkan permintaan bensin lebih rendah dari seminggu sebelumnya, mendorong para pedagang untuk mengabaikan data persediaan minyak mentah AS yang bullish.

“Pasar mencoba untuk mengabaikan angka tersebut karena salah satunya terkait badai,” kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago. “Meskipun badai mungkin telah membesarkan angka-angka tersebut, itu tidak membenarkan jumlah penjualan yang kami dapatkan.”

Persediaan minyak mentah turun 9,4 juta barel dalam pekan lalu menjadi 498,4 juta barel, jauh lebih curam daripada penurunan 1,9 juta barel yang diperkirakan analis dalam jajak pendapat Reuters. Data mencerminkan periode di mana Badai Laura menutup fasilitas produksi dan pemurnian.

Permintaan bensin dalam sepekan turun menjadi 8,78 juta barel per hari dari 9,16 juta barel per hari pada pekan sebelumnya, menurut laporan itu.

Data lain juga memicu kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi dari pandemi Virus Corona melambat. Pengusaha-pengusaha swasta AS mempekerjakan lebih sedikit pekerja dari yang diperkirakan untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus, menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja melambat karena pandemi COVID-19 berlanjut serta dukungan pemerintah untuk pekerja dan pemberi kerja mengering.

Harga minyak telah pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai pada April, ketika Brent merosot ke level terendah 21 tahun di bawah US$16 dan minyak mentah AS mengakhiri satu sesi di wilayah negatif.

Sebuah rekor pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, telah mendukung harga. (RA)