JAKARTA – PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) membukukan kenaikan laba bersih hingga 149% menjadi US$7,2 juta pada enam bulan pertama 2021 dibanding raihan periode yang sama 2020 sebesar US$2,9 juta.

Segmen kapal curah besar (mother vessel) menyumbang laba US$3,5 juta, diikuti segmen fasilitas muatan apung, floating loading facility (FLF/FC) dengan US$2,4 juta, dan segmen kapal tunda & tongkang (TNB) dengan US$1,3 juta. Selain itu, EBITDA hingga akhir Juni 2021 tercatat US$16,5 juta, naik 33% dari US$12,4 juta pada semester I 2020.

“Faktor meningkatnya permintaan batubara ke China dan negara lain turut mendongkrak kinerja usaha Perseroan secara keseluruhan,” ungkap Iriawan Alex Ibarat, Direktur Utama Pelita Samudera Shipping, Kamis (12/8).

Pelita Samudera, perusahaan penyedia logistik dan solusi transportasi laut terintegrasi pengangkutan batubara dan mineral, terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor pengangkutan non batu bara, seperti bauksit, dan nikel. Serta fokus pada keberlanjutan usaha, termasuk ekspansi lebih luas ke pasar internasional.

Sepanjang semester I 2021, Pelita Samudera membukukan pendapatan usaha US$45,7 juta, meningkat 29% dari US$35,5 juta pada periode yang sama 2020. Segmen TNB menyumbang pendapatan usaha tertinggi di semester I 2021 dengan total US$17,2 juta, meningkat 23% dari periode sama 2020. Sebesar US$4,5 juta di antaranya berasal dari pendapatan sewa berjangka (time charter) yang meningkat signifikan sebesar 1668% atau US$4,3 juta dibanding pendapatan TC semester I 2020 sebesar US$256 ribu.

Dengan utilisasi TNB yang dimanfaatkan untuk disewakan berjangka berimbas pada menurunnya jumlah volume angkut, namun utilisasi armada berhasil mencapai stabil tinggi di 93,7%.

Segmen MV turut berkontribusi signifikan dalam peningkatan pendapatan semester I 2021. Total pendapatan usaha tercatat US$14 juta, naik 22% atau US$11,5 juta (YoY). Dengan utilisasi mencapai 100%, semua MV milik Pelita Samudera telah disewakan untuk kontrak jangka panjang, menengah dan pendek guna melayani pasar domestik dan internasional. Dua MV ukuran Supramax disewa berjangka untuk mengangkut batubara dari Kalimantan ke Sulawesi.

Sementara empat MV ukuran Handysize disewa berjangka untuk mengangkut batubara ke China, Jepang dan ekspansi ke CIS Rusia dan Teluk Persia. Total pendapatan dari sewa berjangka segmen MV tercatat US$9,6 juta, tertinggi dari segmen lainnya untuk pendapatan time charter. Pencapaian tersebut naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, sebesar US$4,9 juta.

Segmen FLF/FC juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan semester I. Berkat kontrak jangka panjang yang sebelumnya berhasil diamankan untuk 2021, hingga Juni total volume angkut mencapai 10,6 juta metrik ton, naik 47% atau 3,4 juta metrik ton dari semester I 2020. Selain kargo batu bara, di semester I 2021, FLF/FC juga tercatat mengangkut lebih dari 817 ribu metrik ton kargo bauksit dari wilayah Kalimantan. Utilisasi FLF juga lebih baik 9,8% dari 63,6% di 6M-2020, menjadi 73,4% di semester I 2021. Total pendapatan dari segmen ini mencapai US$14,4 juta, mengalami kenaikan 44% dari US$10 juta Year-on-Year

Kenaikan beban pokok pendapatan diantaranya untuk biaya perbaikan, pembelian suku cadang kapal serta biaya sewa kapal. Total beban pokok pendapatan di semester I 2021 tercatat US$32,5 juta, hanya mengalami peningkatan sebesar 13% atau US$3,9 juta dari periode yang sama 2020 sebesar US$28,7 juta. Beban operasional meningkat 12% (YoY) dari US$2,8 juta menjadi US$3,1 juta untuk pengeluaran karyawan dan service fee.

Alex mengatakan tingginya permintaan batu bara di pasar internasional, termasuk China serta pasar domestik, telah meningkatkan permintaan sewa berjangka kapal-kapal Pelita Samudera untuk angkutan batubara yang turut berperan dalam peningkatan laba bersih. “Situasi ekonomi global akibat pandemi yang masih cukup menantang, memacu untuk lebih adaptif dan tidak bertumpu pada pengangkutan batu bara semata dalam melihat peluang usaha agar bisnis bisa berkelanjutan,” kata Alex.

Menurut Alex, pada 2021 perseroan menargetkan 30% pendapatan dari sektor non batu bara dan akan terus ditingkatkan. Saat ini, pemulihan kesehatan di masa pandemi Covid-19 merupakan aspek utama dalam keseluruhan proses pemulihan ekonomi nasional. “Sejak awal pandemi, kami terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk memastikan sumber daya manusianya sehat. Program Vaksinasi di seluruh wilayah operasional dengan total hampir 100% karyawan telah divaksinasi dan seluruh kru kapal dalam tahap program vaksinasi,” kata Alex.(RA)