JAKARTA – Pemerintah mempertahankan kebijakan harga jual eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) periode Mei 2020 tetap sama dengan harga bulan sebelumnya, meski harga minyak mentah dunia telah turun hingga di bawah US$30 per barel sejak Maret 2020. Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan pemerintah masih akan memantau kondisi harga minyak mentah dunia serta menanti stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP),” kata Arifin dalam rapat dengan komisi VII DPR secara virtual, Senin (4/5).

Selain itu, Kementerian ESDM juga masih menanti dampak kesepakatan pemangkasan produksi antara negara-negara OPEC dan non-OPEC yang berencana memangkas produksi bertahap. Pemangkasan produksi tersebut akan berlangsung terhitung mulai Mei hingga Juni 2020 sebesar 9,7 juta barel, kemudian di semester II 2020 sebesar 8 juta barel. Selanjutnya pemangkasan diprediksi mencapai 6 juta barel pada medio 2021 hingga 2022.

“Dengan adanya perkiraan rebound, makanya kami masih mencermati harga minyak pada Mei dan Juni ini,” kata Arifin.

Selain itu, menurut Arifin, harga BBM Indonesia tercatat masih menjadi salah yang paling murah di region ASEAN. Ditambah lagi harga BBM juga sempat turun pada awal tahun ini. Berdasarkan data Global Petrol Price per 1 Mei yang dikutip Kementerian ESDM, harga bensin Indonesia berada di urutan keempat paling murah di bawah Malaysia, Myanmar dan Vietnam.

Untuk harga solar, harga yang berlaku di Indonesia relatif mahal atau berada di urutan ketiga termahal di bawah Singapura dan Laos. “Februari, dilakukan penurunan (harga BBM) karena sudah ada indikasi penurunan indeks gasoline terkait dengan crude,” kata Arifin.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, sebelumnya mengatakan Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah dalam penetapan harga BBM.

“Koordinasi dengan regulator terus berjalan. Ini suatu kesepakatan dan suatu keputusan yang dijalankan. Disamping itu, kami juga terus melakukan monitoring terhadap situasi saat ini dan ke depan,” kata Fajriyah saat konferensi pers secara virtual, Minggu (3/5).

Menurut Fajriyah, meskipun tidak turun tapi harga BBM di Indonesia masih kompetitif jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean. Menurutnya ada parameter lain yang digunakan untuk menentukan harga BBM tidak hanya harga minyak semata. “Harga BBM tidak hanya ditentukan dari harga minyak saja. Kami juga melihat harga BBM di Indonesia masih termasuk kompetitif di ASEAN,” kata dia.(RI)