JAKARTA – Pemerintah optimistis ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina tidak mempengaruhi kerja sama Indonesia dan Rusia dalam pembangunan Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban di Jawa Timur

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan bahwa sejauh ini laporan yang diterima menunjukkan proyek itu tetap berjalan sesuai rencana.

“Kita belum melihat pengaruh ini terhadap proyek Rosneft di Tuban,” ungkap Tutuka dilansir dalam keterangannya, Jumat (25/2).

Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Kilang Tuban rencananya dibangun dengan kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari (BPH) yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, akan dihasilkan pula 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4,25 juta ton per tahun.

Tutuka menilai komitmen Rosneft terhadap proyek Kilang Tuban cukup baik meskipun tahapan untuk pembangunan kilang tersebut terbilang panjang. Saat ini masih dalam tahap studi dan pembebasan lahan, sesuai dengan target yang ditetapkan.

“Progresnya saya rasa cukup baik, sesuai dengan target dan ini dilihat baik oleh Rusia bahwa kita mengerjakan ini dengan kerja sama yang baik,” tegas Tutuka.

Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia. Pembangunan kilang bertujuan mewujudkan ketahanan energi nasional, memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi impor.

Pemerintah memberikan penugasan kepada PT Pertamina (Persero) melalui Kepmen ESDM Nomor 807 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di Tuban, Jawa Timur. Selain itu Pemerintah juga telah memberikan alokasi gas domestik dan fasilitasi untuk memberi kemudahan perizinan. (RI)