JAKARTA – Komoditas emas masih menjadi kontributor terbesar pendapatan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, pada kuartal I 2017. Emas menyumbang 70% atau Rp1,16 triliun dari total pendapatan Antam yang mencapai Rp1,65 triliun. Jika dibanding pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,98 triliun, pendapatan Antam kuartal I tahun ini tercatat turun 16,6%.

Penurunan pendapatan tidak lepas dari turunnya pendapatan dari penjualan emas yang pada kuartal I 2016 mencapai Rp1,5 triliun dan memberi kontribusi hingga 76%. Penurunan tersebut seiring turunnya volume penjualan emas 36,6% dibanding kuartal I 2016 yang mencapai 93.462 ounce.

Pada kuartal I 2017, total volume penjualan emas Antam mencapai 68.416 ounce. Antam terus berupaya mengoptimalkan penjualan emas dengan melakukan inovasi pada berbagai produk logam mulia, salah satunya dengan pengembagan produk perhiasan yang dipadukan dengan emas batangan bermotif batik.

“Antam juga telah menandatangani kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan jaringan Pos Indonesia untuk melakukan penjualan emas,” ujar Trenggona Sutioso, Sekretaris Perusahaan Antam.

Selain emas, Antam juga mendapat pendapatan dari penjualan feronikel yang mencapai 2.562 ton nikel dalam feronikel (TNi). Pendapatan dari penjualan feronikel pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp365 miliar.

Volume produksi feronikel Antam pada kuartal I tahun ini tercatat 2.934 TNi, turun dibanding periode yang sama 2016. Penurunan tersebut seiring dengan pengerjaan roof replacement Electric Smelting Furnace (ESF)-3 dan optimasi fasilitas produksi FeNi III yang dilakukan sejak akhir 2016 hingga pertengahan Maret 2017. Pengerjaan tersebut merupakan bagian dari preventive maintenance untuk mendukung pencapaian target produksi feronikel pada 2017 sebesar 24.100 TNi.

“Seluruh pekerjaan roof replacement ESF-3 dan optimasi fasilitas produksi telah selesai dilakukan dan pabrik-pabrik feronikel Antam telah beroperasi normal saat ini,” ungkap Trenggono.

Antam juga mencatatkan pendapatan dari penjualan bijih nikel pada kuartal I 2017 sebesar Rp23,7 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari volume penjualan bijih nikel dalam negeri sebesar 525.468 wet metric ton (wmt). Sebesar 50.500 wmt di antaranya diserap oleh smelter domestik pihak ketiga.

Produksi bauksit Antam juga memberi kontribusi pendapatan sebesar Rp16,18 miliar. Serta melalui PT Indonesia Coal Resources, anak usaha perseroan menjual 60.326 ton batu bara dan memberikan kontribusi pendapatan Rp13,15 miliar.(AT)