JAKARTA– PT Amman Mineral Nusatenggara, perusahaan emas dan tembaga terafiliasi PT Medco Internasional Tbk (MEDC), mencatatkan penurunan kinerja produksi dan penjualan sepanjang Januari-September 2018 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan di laman Medco Energi, hingga kuartal III 2018 Amman Mineral memproduksi tembaga sebanyak 104,8 juta pound, turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 234,8 juta pound. Produksi emas juga turun signifikan dari 345 ribu ounce menjadi 48,8 ribu ounce.

Penjualan tembaga dan emas juga menurun drastis. Tembaga terjual 98,2 juta pound dibandingkan periode sama 2017 sebesar 262,6 juta pound. Sedangkan emas 48 ribu ounce berbanding 404,5 ribu ounce pada periode hingga akhir September 2017.

Harga jual rata-rata tembaga dan emas juga turun. Pada akhir September 2018 tercatat harga jual rata-rata tembaga US$ 2,71 per pound dan emas US$ 1.245 per ounce. Sedangkan pada akhir September 2017 harga tembaga US$ 2,62 per pound dan emas US$ 1.218 per ounce.

Dengan asumsi harga tembaga hingga akhir kuartal III US$ 2,71 per pound, total penjualan tembaga Amman mencapai US$ 266,12 juta, jauh lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 688,01 juta. Sedangkan emas tercatat US$ 59.76 juta, lebih rendah dibandingkan penjualan periode sama tahun sebelumnya US$ 492,68 juta.

Dari sisi total penjualan pun, tambang emas dan tembaga di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, yang dikelola Amman Mineral hanya  membukukan US$ 325,88 juta, jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang tercatat US$ 1,18 miliar.

Warta yang dilansir laman Medco Energi juga menyebutkan, tambang Batu Hijau saat ini memasuki Fase-6 sejak kuartal III 2017. Produksi tambang ini hanya mengandalkan
batuan dari stockpile. Di sisi lain, sepanjang 2018, Amman Mineral memperoleh perpanjangan izin ekspor dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar 450.826 wmt. (RA)