JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang 2020 memproduksi 54,53 juta ton batu bara, turun 6% year-on-year (y-o-y) dibanding tahun sebelumnya  yang mampu mencapai 58,03 juta ton. Namun realisasi tahun lalu diklaim sedikit melebihi target yang dipatok perusahaan yang ditetapkan sebesar 52 juta-54 juta ton.

Laporan yang dirilis perusahaan, Selasa (16/2), volume penjualan batu bara pada 2020 sebesar 54,14 juta ton, atau turun 9% dibanding 2019 yang mencapai 59,18 juta ton .

Total pengupasan lapisan penutup pada 2020 mencapai 209,48 million bank cubic meter (Mbcm), atau turun 23% yaknis sebesar 272,09 Mbcm sejalan dengan panduan perusahaan untuk menurunkan nisbah kupas tahun ini.

Nisbah kupas Adaro pada 2020 mencapai 3,84 kali, di bawah panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,30 kali. Cuaca yang kurang baik di hampir sepanjang tahun merupakan tantangan bagi perusahaan untuk mencapai panduan nisbah kupasnya.

Pasar Asia Tenggara masih jadi tujuan utama penjualan batu bara Adaro tahun lalu yakni meliputi 49% dipimpin oleh Indonesia dan Malaysia. Juga terjadi peningkatan permintaan dari Thailand dan Vietnam berkat adanya operasi pembangkit listrik baru.

Penjualan batu bara lainnya ditujukan untuk negara-negada di Asia Timur sebesar 25% lalu India dengan porsi 13% serta China dengan porsi penjualan 12% dari seluruh produksi Adaro.(RI)