JAKARTA – Peningkatan harga batu bara acuan (HBA) April 2021 sebesar 2,61% dibanding bulan sebelumnya menjadi pendorong optimisme emiten batu bara. HBA April 2021 tercatat naik menjadi US$86,68 per ton dibanding Maret 2021 sebesar US$84,47 per ton. Permintaan yang meningkat di tahun ini diklaim menjadi salah satu penopang penguatan harga komoditas energi ini.

Reza Priyambada, Analis CSA Research Inistitute, memperkirakan ke depan permintaan batu bara masih akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi. Hingga kini batu bara banyak digunakan sebagai bahan energi penggerak pabrik dan juga pembangkit listrik.

“Terkait dengan kenaikan HBA, kemungkinan pemerintah melihat harga batu bara rata-rata dalam beberapa bulan terakhir yang cenderung mengalami kenaikan. Ke depan, tentunya kita akan melihat perkembangan yang ada terhadap batu bara ini,” ujar Reza, kepada Dunia Energi, Kamis (8/4).

Disan Budi Santoso, Direktur Eksekutif Center for Indonesian Resources Strategic Studies (CIRUSS), mengatakan kenaikan HBA karena optimisme meningkat seiring adaptasi pandemi Covid-19 sudah dilalui, sehingga permintaan energi meningkat. Dengan optimisme tersebut maka kegiatan usaha kembali normal dan kebutuhan energi sesuai dengan perkembangan ekonomi.

Sementaran itu, kata Disan, terkait diversifikasi energi fosil menjadi energi terbarukan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari.

“Energi terbarukan tidak bisa dihindari, namun tetap harus dilihat ke depannya. Momen untuk memanfaatkan energi murah harus diambil supaya pemerintah masih bisa menghemat subsidi dan devisa dengan memakai batu bara untuk menyiapkan diri menggunakan energi terbarukan yang mahal,” kata Disan.(RA)