JAKARTA – Percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia diyakini dapat dicapai dengan mengoptimalkan energi surya. Indonesia memiliki potensi sangat tinggi, analisis Institute for Essential Services Reform (IESR) menunjukkan potensi 655 GWp untuk sektor residensial saja dan ribuan gigawatt untuk skala besar.

Berdasarkan hasil perhitungan IESR, Potensi Teknis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Jawa Tengah dengan bendungannya dapat mencapai 723 MWp.

Pemerintah Jawa Tengah pun menangkap potensi tersebut dan berkomitmen mengembangkan PLTS Terapung.

“Rencana investasi untuk PLTS terapung akan bekerja sama dengan IESR, sebagai tindak lanjut dari Jateng Solar Province, di Waduk Kedung Ombo, Waduk Gajah Mungkur, Waduk Wadaslintang dan Waduk Mrica,” ungkap Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, dalam diskusi webinar baru-baru ini.

Jawa Tengah telah melakukan langkah progresif dengan deklarasi Inisiatif Jawa Tengah sebagai Provinsi Energi Surya bersama IESR pada 2019.

Surat Edaran Gubernur untuk pemanfaatan PLTS Atap di bangunan pemerintah, publik, komersial, dan industri yang dikeluarkan di 2019 juga menunjukkan keseriusan Jawa Tengah.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, mengatakan bahwa komitmen dan semangat tersebut diyakini mampu meningkatkan kapasitas terpasang PLTS Atap di Jawa Tengah hingga 5,1 MW dari berbagai sektor pada 2020.

Menurut Fabby, pada 2021 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung pemanfaatan energi surya untuk pemulihan ekonomi pasca-pandemi dengan pemasangan PLTS Atap di UMKM.

“Dengan teknologi yang modular dan bisa dimanfaatkan dalam beragam skala, radiasi matahari yang tersedia cukup merata di seluruh Indonesia, dan investasi yang dapat ditanggung oleh beragam pihak, energi surya akan menjadi penggerak utama pengembangan energi terbarukan,” ujar Fabby.(RA)