JAKARTA – Sebanyak 54 pembangkit listrik yang termasuk dalam megaproyek 35 ribu Megawatt (MW) akan dievaluasi alias ditinjau ulang. Keputusan itu diambil lantaran 54 proyek tersebut hingga saat ini belum terkontrak.

Rida Mulyana Direktur Jenderal  Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, menyatakan dari 54 proyek tersebut memiliki total kapasitas 1.563 MW.

Evaluasi dinilai perlu dilakukan karena 54 proyek itu sebenarnya belum memiliki kontrak yang jelas atau bahkan belum mendapatkan kepastian dari sisi pembiayaan.

“Ini kami evaluasi, karena semua tahu pembangkit ini rata rata adalah PLTU. Dan saat ini lembaga keuangan luar negeri itu banyak yang menghentikan pendanaan untuk PLTU ini,” ujar Rida dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (4/6).

Rida menuturkan dari 54 proyek tersebut sepenuhnya dioperasikan PLN sehingga evaluasi juga dilakukan PLN. Beberapa opsi akan dibahas pemerintah dan PLN,  di antaranya opsi penggantian dengan pembangkit berbasis EBT atau diganti dengan proyek pembangunan transmisi dan gardu induk untuk masuknya aliran listrik dari pembangkit eksisting.

Dari proyek 35 ribu MW tersebut saat ini sudah beroperasi total 10.069 MW. Pada tahun lalu pembangkit listrik yang baru saja beroperasi sebesar 9.931 MW.

“Proyek pembangkit yang telah berkontrak tapi tetap kita lanjutkan, meski belum konstruksi. Saat ini yang sudah PPA tinggal melanjutkan proses pendanaan,” kata Rida.(RI)