Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas. (Foto: A Tatan Rustandi/Dunia-Energi)

JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyatakan pengelola Blok Jabung pasca berakhirnya kontrak pada 2023 akan ditetapkan bulan depan. Selain Jabung ada dua blok minyak dan gas lainnya yang akan  berakhir kontraknya pada 2023, yakni Blok Corridor dan Rimau.

“Saya kira akhir Februari (Jabung dan Corridor),” kata Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Jakarta, Jumat (25/1).

Untuk Blok Rimau, pemerintah telah menetapkan kontraktor eksisting,  Medco E&P Rimau untuk melanjutkan pengelolaan.

Blok Jabung saat ini masih dikelola PetroChina. Perusahaan asal negeri China itu menguasai 27,85% hak partisipasi. Hak partisipasi lainnya dikuasai Petronas Carigali sebesar 27,85%. Serta PT Pertamina (Persero)  melalui anak usahanya, yakni Pertamina Hulu Energi (PHE) Jabung dengan hak partisipasi 14,28% dan PT PP Oil&Gas dengan hak partisipasi terbesar yakni 30%.

Data SKK Migas menyebutkan, pada 2018 Blok Jabung memproduksi  14.804 barel per hari (bph) minyak, naik dibanding 2017 sebesar 13.391 bph dan menduduki peringkat ke-9 kontributor minyak terbesar nasional. Untuk produksi gas Blok Jabung berada di posisi 10 dengan realisasi produksi sebesar 32 ribu barrel of oil ekuivalent per day (boepd) meningkat  dibandingkan realisasi 2017 yakni 26 ribu boepd.

Kontrak Blok Jabung yang dioperatori PetroChina akan berakhir pada 2023.

Pada 2019, produksi minyak yang disepakati dalam Work Plan and Budget (WPNB) adalah sebesar 16 ribu bph dan untuk produksi gas diproyeksikan turun menjadi 29 ribu boepd.(RI)