JAKARTA – Pemerintah memastikan pengembangan Kilang Cilacap masih tetap menjadi salah satu prioritas. Ini ditunjukkan dengan langkah Presiden Joko Widodo yang memanggil jajaran menteri terkait untuk membahas kelanjutan proyek pengembangan kilang yang saat ini dikelola PT Pertamina (Persero).

“Iya tadi ada pembahasan Kilang Cilacap (di Istana),” kata Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (18/4).

Sayangnya Arcndra tidak mau berkomentar lebih jauh terkait langkah apa saja yang akan dilakukan pemerintah untuk mempercepat proses pengembangan kilang yang sekarang dikerjasamakan dengan Saudi Aramco.

Pemanggilan para pembantu Jokowi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan antara Presiden dengan Raja Arab Saudi pekan lalu, dimana kelanjutan kilang juga sempat disinggung.

Arcandra mengatakan pemerintah tetap berkeyakinan bahwa proyek kilang tetap harus berjalan. Adapun masalah yang dinilai masih jadi ganjalan untuk kelanjutan pengembangan kilang sedang dicarikan solusi dan akan segera diselesaikan dalam waktu dekat. “Kami dorong, semoga secepatnya,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Ignatius Tallulembang, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, batas waktu bagi Pertamina dan Saudi Aramco untuk mencapai kesepakatan term and condition kerja sama pengembangan kilang Cilacap adalah hingga Juni 2019. Kesepakatan yang dimaksud adalah penetapan nilai valuasi aset.

“Itu waktu yang diberikan sampai habis masa waktunya, kalau tidak sepakat ya terminasi baik-baik. Opsinya kilang jalan terus, pakai paket hemat, atau partner lain. Batas akhir dengan Aramco Juni,” kata Talullembang.

Menurut Tallulembang, jika sampai Juni nanti tidak tercapai kata sepakat dengan Saudi Aramco, Pertamina akan melakukan pengembangan Cilacap secara mandiri sambil menunggu partner baru. Namun konsekuensinya jika dijalankan sendiri akan membutuhkan waktu lebih panjang.

“Bebas saja setelah itu (terminasi kerja sama). Jalan terus tidak menunggu partner. Tapi kalau sendiri kan bertahap,” tukasnya.

Kilang Cilacap merupakan salah satu dari tujuh jajaran unit pengolahan Pertamina di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yakni 348 ribu barrel per hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

Setelah dilakukan pengembangan kompleksitas produksi kilang akan semakin meningkat tajam dengan standar NCI menjadi 9,4 dari sebelumnya yang hanya 4.

Pemerintah bahkan tidak segan untuk memberikan stimulus agar proyek tetap berjalan.

Sri Mulyani, Menteri Keuangan,  mengatakan kilang minyak Cilacap yang merupakan proyek kerja sama antara Aramco dan Pertamina itu menjadi prioritas negara. Ia pun membuka peluang pemberian tax holiday untuk mempercepat realisasi tersebut.

“Kalau mereka sesuai kriteria, mereka pasti akan mendapatkan tax holiday. Memang ini bidang yang diprioritaskan oleh republik, memenuhi fasilitas tax holiday,” kata Sir Mulyani.(RA)