JAKARTA – Pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggenjot pengembangan dan penerapan Smart Grid di Indonesia. Smart Grid akan masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero)  2021-2030.

“Smart Grid menjadi bagian dalam perencanaan pada RUPTL 2021-2030 dengan target lima lokasi setiap tahun,” ujar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu, Selasa (23/2).

Jisman mengatakan untuk membangun Smart Grid tersebut diperlukan pengetahuan dan persamaan persepsi antarpemangku kepentingan. Selain itu diperlukan juga teknologi serta sharing pengalaman dengan berbagai pihak yang telah lebih dulu menerapkan Smart Grid.

“Kami mengapresiasi kapasitas dan pengalaman IEA dalam pengembangan Smart Grid. Kami berharap kita dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain yang telah berhasil mengintegrasikan teknologi Smart Grid ke dalam sistem ketenagalistrikan mereka,” kata Jisman.

Randi Kristiansen Analis Finansial dan Ekonomi IEA, mengungkapkan dalam perencanaan roadmap Smart Grid, perubahan perangkat keras saja tidak cukup, tapi juga diperlukan keputusan politik dari pemangku kepentingan.

“Selain hardware, penting bagi kita untuk mulai berinvestasi dalam prosedur operasional, serta kebijakan dan kelembagaan,” ujar Randi.

Menurut Randi, sistem ketenagalistrikan perlu memberikan penghargaan dan insentif pada kontribusi yang diberikan oleh aset dan teknologi. Ia mencontohkan Australia, Irlandia, dan Chile sebagai negara yang menyesuaikan pasar mereka untuk mencapai hal tersebut.

Randi juga menyebut perlunya membuat roadmap Smart Grid yang berbeda-beda tergantung sistem ketenagalistrikan. “Karena sistem ketenagalistrikan yang besar dan kecil tentu memiliki tantangan yang berbeda,” ungkap dia.

Zainal Arifin, Vice President Technology Development And Standardization, Team Leader Smart Grid PLN, mengatakan pilot project pengembangan Smart Grid oleh PLN, sudah dimulai sejak 2014 melalui meteran listrik dengan komunikasi dua arah di Jakarta.

“Proyek Smart Grid PLN umumnya fokus pada pengembangan manajemen energi, keandalan listrik melalui otomasi, serta integrasi dengan energi baru terbarukan,” ungkap Zainal.

Untuk jangka pendek (2021-2025), PLN fokus pada keandalan, efisiensi, pengalaman pelanggan, dan produktivitas jaringan. “Sementara mulai 2026, PLN akan fokus pada ketahanan, keterlibatan pelanggan (customer engagement), keberlanjutan, dan self-healing,” kata Zainal.(RI)