JAKARTA – Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia baru mencapai 8,55% dan tentunya diharapkan terus meningkat sebagaimana target yang telah ditetapkan pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), baik target pencapaian untuk pembangkit maupun non pembangkit. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) terdapat rencana penambahan target pada energi terbarukan dari 2024 yaitu sekitar 9.050 MW. Pencapaian target tersebut tidak dapat berjalan sendiri tanpa didukung perangkat kebijakan, upaya terkait pembiayaan dan faktor pendukung lainnya.

“Beberapa strategi pemanfaatan energi terbarukan pasca Covid-19, antara lain pertama pemanfaatan anggaran APBN untuk kegiatan yang menggerakkan ekonomi masyarakat. Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan Kementerian KKP dalam pembangunan PLTS untuk cold storage,” ungkap Harris, Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT), Jumat(22/5).

Harris menjelaskan, strategi kedua adalah pemanfaatan waduk/danau untuk pembangunan PLTS terapung, mengacu pada Ketentuan Permen PUPR Nomor 6 Tahun 2020, 5% dari total luasan waduk untuk PLTS terapung. Ketiga, dapat dilakukan pula perbaikan regulasi dengan menyusun Perpres EBT yang dapat mengakselerasi pengembangan EBT melalui perbaikan harga, mekanisme dan tata kelola. Strategi keempat adalah kerja sama dengan lembaga internasional dalam mengupayakan pendanaan yang murah, kerjasama pengembangan EBT skala besar, kerjasama dalam integrasi EBT dan sebagainya.

Di samping itu, adapula strategi kelima yakni perbaikan peraturan. Baru-baru ini telah ditetapkan Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2020 sebagai upaya perbaikan pada beberapa hal dari Permen 50 Tahun 2017. Namun Permen ESDM tersebut bukan pengganti dari Perpres dan Perpres yang saat ini kita susun tetap diproses.

“Inisiatif lainnya, adalah dukungan dari pemangku kepentingan, mega booster program 50 GW PLTS yang diinisiasi Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia, Program Surya Nusantara 1 GW/tahun yang diinisiasi oleh IESR, dan PLTS untuk cold storage on grid dan portable yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan hemat biaya energi,” tandas Harris.(RA)