JAKARTA – Pembangunan megaproyek 35 ribu megawatt (MW) diprediksi baru bisa selesai seluruhnya pada 2028. Rida Mulyana,  Direktur  Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan berdasarkan proyeksi, pada 2025 adalah tahun banyak pembangkit bagian dari proyek 35 ribu MW akan rampung.

“Kalau banyak rampung nanti 2025, tapi kalau seluruhnya kira-kira tahun 2028,” kata Rida disela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (10/9).

Hingga Juli 2019, proyek 35 ribu MW yang sudah rampung mencapai 3.768 MW atau 11% dari target.

Untuk pembangunan pembangkit yang sedang dalam kosntruksi sebesar 21.922 MW atau 62%, dalam tahap perencaan 734 MW atau 2%, pengadaan 1.453 MW atau 4% dan kontak belum konstruksi 7.515 MW atau 21%.

Sejalan dengan pembangkit pembangunan transmisi juga maaih jauh dari target karena sampai sekarang baru terbangun  dan beroperasi transmisi sepanjang 17.522 kms atau baru 37%. Kemudian yang tengah dikerjakan 16.794 kms atau sebesar 35%. Lalu sepanjang 13.250 kms masih dalam tahap pra konstruksi. Jika sudah selesai nanti maka akan beroperasi transmisi baru sepanjang 47.566 kms.

Untuk gardu induk telah beroperasi 64.080 MVA atau sebesar 56% dari target. Lalu dalam tahap konstruksi sebesar 22% atau 24.664 MVA. Lalu 25.540 MVA atau 22% masih dalam tahap perencanaan.

Rida mengungkapkan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya agar pembangunan proyek tersebut berjalan sesuai jadwal. Yaitu,‎ melakukan monitoring dan evaluasi setiap empat bulan.

“Kami bedah satu persatu proyek, melakukan kordinasi dengan PLN dan Independent Power Producer (IPP),” kata Rida.

Dalam pembangunan pembangkit, PT PLN (Persero) didorong untuk menyelesaikannya jika masalah tersebut masih dalam kendali PLN.

“Jika diluar kendala PLN, Ditjen Ketenagalistrikan mempertemukan PLN dengan pemangku kepentingan, untuk membahas kendala dan mencari solusinya,” kata Rida.(RI)