JAKARTA – Pemerintah menyambut niat PT Vale Indonesia Tbk (INCO) untuk melakukan divestasi yang direncanakan akan mulai dieksekusi dalam waktu dekat. Bambang Gatot Ariyono, Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan sudah mendapatkan kabar niat divestasi Vale dan berharap proses resmi segera dilakukan.

“Kalau menyampaikan sounding sudah bahwa dia (Vale) tahun ini akan divestasi. Dia belum berikan data yang detail. Karena jatuh temponya Oktober kan? Nanti kami minta kelengkapannya dan baru dievaluasi,” kata Bambang di kantor Ditjen Minerba Kementerian ESDM Jakarta, Rabu (9/1).

Pemerintah sudah menerima surat pemberitahuan dari Vale untuk divestasi. Untuk itu Vale diminta untuk melanjutkan tahapan divestasi tersebut. Namun, pemerintah belum menentukan siapa yang akan mengambil alih saham Vale nantinya.

Menurut Bambang, setelah seluruh data dan dokumen diterima maka pemerintah akan mengevaluasi.

Sesuai dengan aturan yang ada, divestasi akan ditawarkan serta dibahas dulu oleh pemerintah. Kementerian Keuangan juga akan ikut ambil bagian. Kemudian jika tidak bersedia maka akan ditawarkan kepada pemerintah daerah. Lalu jika tidak ada yang bersedia, maka akan ditawarkan kepada oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Opsi divestasi lainnya akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Terakhir, jika BUMN dan BUMD tidak bersedia juga, maka ditawarkan kepada badan usaha swasta nasional melalui penawaran di lantai bursa atau IPO.
“Kirim surat buat beritahu saja bahwa tahun ini mau divestasi. Tapi kan belum rinci berapa nilainya,” tukas Bambang.

Vale Indonesia awalnya merupakan PT International Nickel Indonesia atau INCO yang didirikan pada 1968. Mayoritas saham Vale dikuasai Vale Canada Limites sebesar 58,73% atau 5,84 miliar saham. Kemudian ada Sumitomo Metal Mining Co.Ltd dengan saham sebesar 20,09%.

Vale Japan Limited dan Sumitomo Corporation masing-masing menguasai saham sebesar 0,54% dan 0,14%. Sisanya saham yang dimiliki publik sebanyak 2.036.346.880 saham atau 20,49%.(RI)