JAKARTA – Pemerintah memberikan target ke PT Pertamina (Persero) untuk memproduksi green diesel melalui Kilang Plaju dan Dumai mulai 2021. Kajian sudah dilakukan Pertamina, termasuk studi bersama perusahaan yang sudah terlebih dulu memproduksi green diesel. Nantinya green diesel tersebut berasal dari Crude Palm Oil (CPO) berbahan baku minyak kelapa sawit.

“Mudah-mudahan ini dalam 2-3 tahun sudah bisa terealisasi, tinggal harganya nanti kita lihat,” kata Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Kamis (15/11).

Menurut Jonan, penggunaan green diesel akan berdampak lebih positif terhadap lingkungan. Cetane number yang dihasilkan jauh diatas cetane bahan bakar yang sekarang di jual di pasaran yakni bisa mencapai 60-70.

Peningkatan kualitas BBM bisa memberikan pengaruh terhadap harga bahan bakar atau green diesel yang dihasilkan. Apalagi kelapa sawit sebagai bahan baku dan Indonesia juga merupakan salah satu penghasil CPO terbesar maka harga bisa saja tidak terlalu tinggi seperti yang dikhawatirkan.

“Belum tentu, tergantung harga CPO. Tergantung harga dan pasokannya berapa,” kata Jonan.

Saat ini Pertamina masih melakukan feasibility study kelayakan kilang yang akan dijadikan fasilitas dan sarana pengolahan green diesel.

Pertamina juga telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas asal Italia, ENI S.p.A,  terkait potensi pengembangan kilang ramah lingkungan. ENI merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan pengolahan green diesel.

Menurut Jonan, rencana untuk menjadikan Kilang Dumai dan Plaju sebagai tempat pengolahan utama green diesel tidak akan menganggu rencana proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).

Nantinya green diesel juga tidak hanya bermanfaat untuk sektor transportasi tapi juga sektor pembangkit tenaga listrik. Pemerintah sudah meminta PT PLN (Persero) untuk bisa mengganti bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dari solar menjadi green diesel.

Sekitar 1.800 megawatt (MW) PLTD yang ditargetkan bisa dikonversi penggunaan bahan bakarnya menjadi green diesel.

Data PLN hingga September 2018 menyebutkan konsumsi BBM untuk pembangkit  mencapai 2,57 juta KL.(RI)