JAKARTA – Sejumlah upaya dilakukan pemerintah guna mengejar bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dan menurunkan bauran energi batu bara dari 67% menjadi 59,4% pada tahun 2030.

Dadan Kusdiana, Direktur Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengungkapkan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai bauran EBT 23% pada 2025 antara lain penyelesaian Program FTP II 7 Gigawatt (GW) dan 35 GW akan selesai pada tahun 2026/2027. Dengan skenario low carbon bauran energi batubara akan turun menjadi 59,4% pada tahun 2030.

“Upaya selanjutnya adalah pelaksanaan co-firing biomassa di PLTU PT PLN (Persero) dengan porsi rata-rata 10% untuk PLTU Jawa-Bali dan 20% untuk PLTU luar Jawa-Bali, dengan CF 70%. Total kapasitas setara 2.700 MW dan membutuhkan 8 -13 juta ton biomassa/tahun,” ungkap Dadan dalam konferensi pers Capaian Kinerja Triwulan III 2021, Jumat(22/10).

Selain itu, adapula kontribusi co-firing pada bauran EBT sebesar 3-6%, program dedieselisasi di 588 MW PLTD yang setara dengan 1.2 GWp Solar PP dan baterai, konstruksi 4,7 GW PLTS dan 0,6 GW PLTB untuk mencapai bauran EBT 23% pada tahun 2025.

“Kebutuhan PLTU sebesar 1,1 GW setelah tahun 2025 akan diganti dengan PLT baseload dari EBT seperti PLTS+BESS, PLTB+BESS, PLTA, PLTBm, dan PLTP. Di samping itu, retirement 1,1 GW PLTU Sub Critical lama di Muarakarang, Priok, Tambaklorok dan Gresik di 2030,” kata Dadan.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah terus melakukan monitoring pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

“Peran Ditjen EBTKE dalam penyusunan dan monitoring RUPTL 2021-2030 antara lain membantu mengidentifikasi potensi energi baru terbarukan yang dapat dikembangkan menjadi pembangkit listrik, melakukan fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan pembangunan proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dalam rangka memastikan tercapainya target COD. Serta melakukan fasilitasi dan koordinasi penyelesaian kendala dalam implementasi proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dari tahap pasca PPA sampai dengan COD,” ujar Dadan.(RA)