BATAM – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memfokuskan pengembangan gas kota di Bali dan Tarakan. Satu kota lainnya yang sebelumnya akan ikut dikembangkan, Batam di Kepulauan Riau, terancam tidak direalisasikan.

“Setelah diskusi dengan pimpinan di daerah, yang antusias Bali dan Tarakan, Batam mungkin belum menganggap penting,” kata I Gusti Nyoman Wiratmaja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Jumat.

Pada awalnya pemerintah mencanangkan pengembangan gas kota di Bali, Tarakan dan Batam. Namun, Pemerintah Daerah Batam kurang antusias, sehingga pemerintah lebih fokus pada pengembangan di Bali dan Tarakan, dan selanjutnya Prabumulih, Sumatera Selatan.

“Kami harapkan di Batam, karena jaringan gas sudah ada. Tapi pemerintah pusat tidak bisa kerja sendiri. Mungkin belum prioritas,” kata Wiratmaja seperti dikutip Antara.

Pemerintah mendorong pengembangan gas kota di Batam karena kualitas gas di Batam relatif lebih bagus dibanding daerah lain. Ditjen Migas pun akan terus mendorong agar Batam menjadi Kota Gas. Sementara program di Bali, Tarakan dan Prabumulih sudah dimulai.

Saat ini, di Bali, sudah dibangun Bali Clean Energy Center of Excellent, sebagai wadah bagi para peneliti dari berbagai dunia untuk meneliti energi bersih dan terbarukan. Pemprov Bali memberikan lahan sekitar 200 hektare untuk proyek tersebut.

Pemda Prabumulih juga sangat antusias dengan menyiapkan lahan dan mempermudah perizinan pembangunan infrastruktur gas. Karena antusiasme tersebut Kementerian ESDM mengucurkan anggaran lebih dari Rp500 miliar untuk membangun jaringan gas.

“Pemerintah Tarakan juga antusias. Mulai tahun ini, seluruh Kota Tarakan menggunakan jaringan gas,” tandas Wiratmaja.(AT)