JAKARTA – Pemerintah berharap produksi minyak dan gas bumi (migas) Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil bisa segera direalisasikan. Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan peningkatan produksi tidak bisa serta merta dilakukan,  namun masih harus melalui proses kajian yang saat ini dilakukan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Migas (SKK Migas).

“Peralatannya harus dijaga, sehingga aman untuk produksi (migas) sekian,” kata Arcandra di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (11/6).

SKK Migas menargetkan produksi Blok Cepu bisa ditingkatkan menjadi 225 ribu barel per hari (bph) hingga 230 ribu bph.

Menurut Arcandra, peningkatan produksi minyak Blok Cepu tentu bisa bermanfaat untuk membantu menekan impor minyak PT Pertamina (Persero). Terlebih perseroan saat ini masih melakukan negosiasi pembelian minyak jatah ExxonMobil di Blok Cepu dengan volume sekitar 30 ribu bph. “Kalau oil gampang (yang serap), kita kan masih impor,” tukasnya.

Erwin Maryoto, Vice President of Public and Government Affairs ExxonMobil, sebelumnya mengatakan ExxonMobil telah diminta untuk kembali melakukan tes agar produksi bisa lebih dari 220 ribu bph. Untuk cadangan sendiri sampai sekarang ini sudah berhasil bertambah menjadi 823 juta barel.

Jumlah tersebut bertambah karena sebelumnya dalam laporan ke SKK Migas pada awal November 2018, cadangan minyak mentah Lapangan Banyu Urip bertambah 92 juta barel sehingga total cadangan minyak mencapai 821 juta dari sebelumnya 729 juta.

“Kami telah melakukan tes produksi diatas 220 ribu bph beberapa waktu yang lalu. Saat ini kami diminta lagi oleh SKK Migas untuk melakukan dan meneruskan tes produksi di atas 220 ribu bph untuk lebih mengetahui dan memastikan kemampuan fasilitas produksi dan kapasitas reservoir untuk berproduksi di atas 220 ribu bph,” kata Erwin.

Perhatikan Safety

Arcandra mengingatkan jika akan ditingkatkan produksi Blok Cepu maka harus diperhatikan safety dan kondisi reservoir agar tetap terjaga.

“Kalau ada produksi yang bisa ditingkatkan, kami tingkatkan. Asal safety dijaga dan resevoirnya mampu,” kata Arcandra.

Peningkatan produksi minyak di Blok Cepu terus diupayakan dan terus didorong pemerintah sejak dua tahun lalu. Maklum saja, tidak ada lagi temuan dengan cadangan miyak besar dalam 20 tahun terakhir selain Blok Cepu. Disisi lain, Blok Rokan sudah berproduksi lebih dari 50 tahun dan diyakini sudah melewati masa keemasannya dengan angka produksi mencapai 1 juta bph.

Pada kuartal IV 2018, produksi Blok Cepu mulai tembus 220 ribu bph. Ini tidak lepas dari beberapa penambahan fasilitas penunjang, berupa penambah cooler, serta penyiapan fasilitas pipa yang mengalirkan minyak menuju Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang.(RI)