JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR, Habib Nabiel Almusawa meminta pemerintah untuk serius menggarap dan mengembangkan energi terbarukan, guna mengatasi semakin langka dan mahalnya bahan bakar minyak (BBM).

“Keberhasilan pengembangan energi terbarukan tersebut sangat penting guna mengantisipasi krisis energi dimasa datang,” ujar Habib Nabiel melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, 12 April 2013.

Menurutnya, wacana tentang pentingnya pengembangan energi terbarukan, sebenarnya sudah sejak lama dilontarkan.  Wacana tersebut sudah pula dituangkan dalam berbagai peraturan. Di antara aturan tersebut adalah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 tahun 2006, tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Sebagai Bahan Bakar Lain yang dikeluarkan 25 Januari 2006.

”Kini sudah tahun 2013.  Tujuh tahun berlalu, hasilnya memang ada namun belum signifikan. Indikatornya, setiap ada krisis harga BBM maka yang dilakukan adalah tindakan kuratif, yakni menaikkan harga atau menambah subsidi,” kata Habib Nabiel lagi.

Ia menerangkan, Inpres No. 1 tahun 2006 ditujukan kepada 13 menteri, gubernur dan bupati/walikota seluruh Indonesia, agar mengambil langkah-langkah untuk melaksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

Tugas masing-masing juga dirinci dalam Inpres itu.  Para pejabat tersebut diminta melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Presiden secara berkala.

”Saya khawatir, stagnannya perkembangan energi terbarukan terjadi karena tidak ada evaluasi terhadap Inpres ini.  Atau jangan-jangan, karena begitu banyaknya persoalan, Presiden sendiri sudah lupa pernah mengeluarkan Inpres ini,” tambahnya.

Jika benar lupa, lanjutnya, pernyataan ini sekaligus sebagai upaya mengingatkan. ”Krisis energi yang berasal dari fosil sudah terjadi dan krisis ini akan semakin parah dimasa datang.  Karena itu, pengembangan aplikasi energi terbarukan sudah sangat mendesak. Jangan ditunda-tunda lagi,” pungkasnya.

(Iksan Tejo/duniaenergi@yahoo.co.id)