JAKARTA – Pemerintah diminta untuk tidak hanya fokus pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sektor ketenagalistrikan, tapi juga memperhatikan penggunaan EBT untuk bahan bakar mesin.

Sony Keraf, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), menegaskan koordinasi lintas kementerian sangat dibutuhkan untuk bisa memastikan penyerapan bahan bakar yang telah dicampur nabati, seperti biosolar atau biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik. Jadi penyerapan tidak hanya dilakukan oleh kendaraan tapi mesin juga harus bisa menerima B20.

“Kementerian Perhubungan juga nanti bersama Kementerian Perindustrian harus koordinasi merekomendasikan ke manufaktur  untuk memproduksi otomotif yang bisa mengonsumsi B20 dan E20. Serta kemudian meningkat ke B30 dan E30,” ungkap Sony di Jakarta.

biodiesel

Sinergi antar kementerian harus segera dicapai pada akhir tahun ini karena target dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) penggunaan EBT untuk 2017 adalah 11%. Jika tidak ada tindak lanjut, penggunaan EBT tahun depan diproyeksikan hanya sebesar 7% dan Indonesia kembali akan terlambat untuk bisa mengimplementasikan rencana yang sudah dibuat.

“Kita juga sudah menegaskan ke pemerintah sekarang di penghujung 2016 dan siap masuk ke 2017 banyak pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan dalam kaitannya dengan non listrik. Kemenhub  dan Kementerian Perindustrian untuk bisa mensinergikan langkah-langkah untuk menyiapkannya,” kata Sony.

Abadi Poernomo, Anggota DEN, menyarankan pemerintah untuk bergerak dan beritikad baik dalam memberikan pemahaman kepada industri tentang pentingnya pelaksanaan kesepakatan yang sudah tertuang dalam RUEN.  Pasalnya, hingga saat ini belum ada pembicaraan antara pemerintah dengan industri menufaktur. Padahal ini penting karena berbagai alat yang diproduksi seperti yang digunakan PT PLN (Persero) tidak bisa menyerap bahan bakar nabati dengan maksimal karena harus menambah operation cost akibat harus lebih sering ganti saringan atau perawatan lainnya.

“Ini harus dibicarakan juga dengan industri manufaktur program kita begini, manufaktur harus bisa begini,” tegas Abadi.

Dalam catatan DEN hingga Oktober capaian EBT untuk nonlistrik hanya 2,1 MTOE. Jika tidak ada effort lebih dari pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan EBT, pada akhir 2017 estimasi capaian EBT non listrik hanya 3,6 MTOE atau jauh dari target yang telah dicanangkan dalam RUEN sebesar 10,6 MTOE.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  mengakui masih kurangnya industri dalam memproduksi mesin yang mampu menyerap B20 menjadi salah satu faktor lambatnya penyerapan bahan bakar campuran nabati.

Sujatmiko, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, mengatakan target 11% pemanfaatan EBT tetap bisa tercapai dan saat ini pemerintah juga terus mengintensifkan sosialisasi terhadap industri untuk bisa menyerap B20, apalagi dengan ditandatanganinya RUEN oleh presiden.

“Kita intensifkan sosialisasi dan infonya agar mereka yakin bisa mengguanakan alat-alat yang menyerap B20,” tandas Sujatmiko, Selasa (15/11).(RI)