JAKARTA – Penggunaan thorium untuk bahan bakar pembangkit listrik membuka peluang pemanfaatan produk sampingan dari penambangan bijih timah. Djarot S Whisnubroto, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), mengatakan Thorcon adalah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat yang ingin membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan bahan bakar utamanya thorium, di Indonesia.

“Belum ada suatu info pasti masalah ini (PLTT). Saya tidak tahu teknologi apa yang akan mereka (Thorcon) gunakan, bisa saja menggunakan teknologi yang dikembangkan BATAN untuk memisahkan uranium dan thorium dari kandungan lain pasir monasit,” kata Djarot kepada Dunia Energi, Kamis (18/7).

Thorcon International Pte, Ltd. telah menyatakan keseriusan kepada pemerintah untuk melakukan investasi sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun untuk membangun pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) 500 megawatt (MW) di Indonesia.

Menurut Djarot, saat ini sudah ada pilot plant di Bangka milik PT Timah Tbk untuk pemisahan logam tanah jarang dari unsur uranium dan thorium. Logam tanah jarang itu sendiri berasal dari pasir monasit yang merupakan hasil sampingan dari penambangan bijih timah. Dalam hal ini Timah sangat berkepentingan dalam industri pengembangan mineral monasit sebagai produk penambangannya.

“Kerja sama Thorcon dengan Timah mungkin akan membuka celah pemanfaatan pasir monasit sebagai sumber untuk mendapatkan thorium,” ujarnya.

Djarot menambahkan BATAN dan Timah sudah sejak lama bekerja sama untuk pemisahan logam tanah jarang dari unsur uranium dan thorium.

“Tiga tahun lalu sudah berdiri pilot plant pemisahan logam tanah jarang dari unsur uranium dan thorium, di Bangka. BATAN yang mengambil thorium dan uraniumnya,” tandas Djarot.

Meski demikian, menurut Djarot, hingga saat ini BATAN tidak memiliki kerja sama dengan Thorcon International untuk pengadaan thorium sebagai bahan bakar pembangkit thorium.

Hal senada juga disampaikan Trenggono Sutioso, Direktur Pengembangan Usaha dan Niaga PT Timah Tbk. “Saya belum terinformasi soal ini,” kata Trenggono saat dikonfirmasi Dunia Energi, Kamis.(RA)