JAKARTA – Pembahasan di sektor energi dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto saat debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (17/2) dinilai tidak ada yang menyentuh substansi utama masalah.

Padahal, banyak kalangan menanti, bagaimana kedua capres beradu gagasan untuk memperbaiki tata kelola sektor energi yang selama puluhan tahun berada dalan kondisi benang kusut tanpa ada upaya serius mengurainya. Alih-alih menyinggung persoalan turunnya produksi migas, investasi sektor energi yang terus terjun bebas.

Untuk kegiatan tambang hanya disinggung tentang pengelolaan pasca tambang, yang juga dibahas hanya di permukaaan tanpa ada solusi jelas mau dikemanakan para perusahaan tambang yang telah terbukti tidak melakukan pemulihan lingkungan.

Komaidi Notonegoro, Direktur Reforminer Institute, menyayangkan tidak tersentuhnya masalah fundamental tentang pengelolaan energi, khususnya migas. Padahal migas masih memegang peranan paling utama dalam roda kegiatan ekonomi nasional.

“Terkait energi, kedua Capres masih cenderung normatif. Fokus masih pada masalah hilir yang notabene lebih mudah dipahami pemilih. Masalah fundamental di hulu tidak menjadi pembahasan kedua calon,” ungkap Komaidi kepada Dunia Energi, Senin (18/2).

Menurut Komaidi, adapun sedikit pernyataan Jokowi tentang kegiatan eksplorasi migas di laut masih didasari bahwa sektor migas merupakan sumber penerimaan negara.

“Bahwa eksplorasi akan digunakan untuk meningkatkan penerimaan negara. Bukan bicara iklim investasinya itu sendiri,” kata dia.

Achmad Widjaja, Wakil Ketua Komite Tetap Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Hulu dan Petrokimia, menegaskan dalam debat, tidak ada satu capres yang konkret membahas sektor energi.

Menurut Achmad, tidak tersentuhnya sektor energi dalam debat juga dipengaruhi oleh para panelis yang justru tidak memberikan fokus masalah kepada para capres.

“Energi tidak konkret, semua capres belum banyak menyingung atas energi yang sesungguhnya, serta para penalis juga tidak banyak mengungkap tentang energi hulu sampai ke hilir yang mana rakyat menanti sebuah energi kedaulatan buat Masa depan energi. Energi adalah migas, tapi tidak tersentuh,” tandas Achmad.(RI)