JAKARTA – Pelemahan dolar AS mempertahankan kontrak logam mulia berakhir di atas batas psikologis US$1.200 per ounce untuk sesi ketujuh berturut-turut. Divisi COMEX New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), seperti dikutip Antara mencatat kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$5,4 atau 0,45% ke level US$1.208,3 per ounce.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,11% menjadi 94,53 pada pukul 20.00 GMT. Dolar AS melemah di sebagian besar sesi perdagangan karena kekhawatiran para pedagang tentang perselisihan perdagangan berkurang.

Emas biasanya bergerak ke arah yang berlawanan dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik. Emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Sehari sebelumnya, emas berjangka turun karena penguatan dolar AS dan kenaikan ekuitas AS mengurangi minat investasi terhadap logam mulia. Namun, kontrak emas masih diperdagangkan di atas US$1.200 per ounce.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember bertambah 9,5 sen AS atau 0,67%, menjadi menetap di US$14,28 per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik US$7,0 atau 0,86%, menjadi ditutup pada US$821,9 per ounce.(RA/ANT)