JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali melanjutkan tahapan seleksi untuk posisi Direktur Jenderal Migas definitif. Berdasarkan informasi yang diterima Dunia Energi pada Senin (21/9), proses seleksi memasuki tahap wawancara. Keenam calon dirjen migas tersisa diwawancarai langsung oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif.

Achmad Widjaja, Wakil Ketua Komite Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kamar Dagang Industri (Kadin), berharap sosok Dirjen nanti bisa menjembatani koordinasi antar lembaga yang terlihat tidak harmonis karena ego sektoral yang masih tinggi. Seluruh calon dirjen migas dinilai sudah pasti memiliki integritas dan kompetensi mumpuni. Hanya saja yang jadi penentu ketika telah menjabat adalah kemampuan sosok tersebut dalam menjalin komunikasi.

“Harus ada kemampuan membuat keputusan politik nya bukan sekedar ekonomi, komersial migas, siapa pun jadi Dirjen harus bisa kuasasi itu,” kata Achmad saat dihubungi Dunia Energi, Senin.

Saat ini calon dirjen migas tersisa enam kandidat dari sebelumnya delapan kandidat, yakni Prof.Ir.Tutuka Ariadji MSc, PhD., mantan Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) yang juga guru besar Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) jadi sosok satu-satunya yang berasal dari luar lingkungan Kementerian ESDM.

Selanjutnya adalah Ir. Agus Cahyono Adi MT, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kementerian ESDM. Dunia migas tidak asing bagi dia karena sebelumnya pernah menjabat sebagai direktur pada Ditjen Migas.

Kandidat berikutnya adalah Alimuddin Baso ST, MAB. Dia saat ini menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas.

Selanjutnya adalah Ir. Harya Adityawarman yang sekarang adalah Kepala Biro Perencanaan pada Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Ia juga sempat berkarir di Ditjen Migas. Lalu ada nama Muhammad Ibnu Fajar ST, MSi yang saat ini sebagai anggota Komite BPH Migas.

Selain Ibnu, nama lain yang berasal dari BPH Migas adalah Dr. Ir. Patuan Alfon Simanjuntak MM, MKKK yang saat ini menjabat sebagai Direktur Bahan Bakar Minyak.

Menurut Achmad, siapapun yang menjadi Dirjen Migas harus menjaga konsistensi kebijakan. Menurutnya sudah terlalu sering inkonsistensi kebijakan dilakukan oleh pemerintah. “Masalahnya pemerintah enggak pernah punya koordiniasi dan konsistensi jadi begitu ganti pejabat semua berubah lagi,” kata dia.

Selain itu, Dirjen Migas yang baru nanti harus memiliki ketegasan dan bisa disegani oleh seluruh lembaga atau stakeholder yang ada dibawah koordinasinya, termasuk SKK Migas. “Karena konsistensi enggak ada koordiniasi antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, hingga kini Dirjen Migas enggak bisa memerintah SKK Migas,” kata Achmad.(RI)