JAKARTA – Pemerintah serius meminta badan usaha di bisnis penjualan BBM untuk segera merespon penurunan harga minyak dunia dalam beberapa pekan terakhir. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan telah mengantongi komitmen badan usaha tersebut untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi.

Djoko Siswanto Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan penurunan harga BBM akan mulai dilakukan secara bertahap.

“Komitmen menurunkan harga mulai pekan depan. Paling lambat Januari‎,” kata Djoko saat ditemui di sela Pertamina Energy Forum di Jakarta, Rabu (28/11).

Menurut Djoko, beberapa badan usaha penjual BBM nonsubsidi yang telah dipanggil pemerintah dan menyatakan komitmen diantaranya PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo Tbk, PT Shell Indonesia, PT Total Oil Indonesia, PT Vivo Energy Indonesia dan PT Garuda Mas Energi. Namun, penurunan harga tidak bisa langsung dilakukan, karena menunggu stok minyak yang dibeli sebelum harga turun.

“Saya sudah memanggil Pertamina, AKR, Shell, Total, Vivo, dan Garuda Mas. Kalau kapan, tanya mereka masing-masing,” ungkap dia.

Pemerintah telah mengatur besaran keuntungan penjualan BBM nonsubsidi, atau margin maksimal 10%. Saat ini pihaknya sedang menunggu surat penetapan bes‎aran penurunan harga.

Syahrial Mukhtar, Sekretaris Perusahaan Pertamina, mengatakan pada dasarnya kebijakan penurunan harga BBM nonsubsidi tidak perlu perintah dari pemerintah. Karena sesuai aturan, harga BBM nonsubsidi ditetapkan oleh perusahaan, hanya saja butuh waktu dalam kajian penerapan harga baru.

“Curde naik, harga minyak naik. Crude turun harga minyak turun, sementara yang kita produksi ini BBM sekarang crudenya bukan hari ini, jd tetap ada lag time. Downsream price itu tidak otomatis,” tandas Syahrial.(RI)