Aktivitas di lapangan produksi migas. Pejabat SKK Migas diminta membuat terobosan untuk pencapaian target rata-rata produksi 1 juta barel di 2015.

JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini meminta seluruh jajarannya membuat terobosan teknis dan manajemen, guna memenuhi berbagai target yang ditetapkan pemerintah.

Permintaan ini disampaikan Rudi, usai mengumumkan perombakan struktur organisasi SKK Migas serta melantik pimpinan dan pejabat lembaga itu di Jakarta, Jumat, 8 Februari 2013. Menurutnya, terobosan teknis dan manajemen diperlukan, karena tugas SKK Migas ke depan tidak mudah.

“Kita memiliki target jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang harus diselesaikan,” ujarnya. Target jangka pendek adalah berusaha mencapai target produksi 2013 dan 2014. Sesuai arahan pemerintah, pada 2014 produksi minyak harus menyentuh angka 1 juta barel.

Sementara target jangka menengah, kata Rudi, adalah pencapaian target produksi minyak 2015 hingga rata-rata 1 juta barel per hari.

“Dalam perhitungan teknis saya, pencapaian target ini dimungkinkan terlaksana apabila kita berhasil meningkatkan kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR/optimalisasi produksi sumur-sumur tua, red) dan mengawal proyek-proyek agar dapat dilaksanakan tepat waktu,” tandasnya.

Sementara pada jangka panjang, jelas Rudi, SKK Migas dituntut untuk meningkatkan cadangan, utamanya cadangan minyak yang selama beberapa tahun belakangan ini mulai menurun. Upaya ini akan dillakukan SKK Migas untuk mendukung ketersediaan energi di masa yang akan datang.

“Untuk mencapai target tersebut, saudara sekalian dituntut membuat terobosan teknis dan manajemen. Saudara harus berani menyusun rule of tumb (aturan kerja, red) agar proses persetujuan Kontraktor Kontrak Kerjasama migas dapat berjalan cepat namun tetap efektif,” ujar Rudi di hadapan pimpinan dan pejabat SKK Migas yang baru dilantik.

Ia menambahkan, terobosan teknis dan manajemen perlu dilakukan, agar pimpinan dan pejabat SKK Migas memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan pembenahan dan peningkatan pengawasan, tidak terjebak pada beban pekerjaan yang ada di meja masing-masing.

(Abdul Hamid/duniaenergi@yahoo.co.id)