JAKARTA – Pasokan konsentrat tembaga ke dalam negeri dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara pada tahun ini dipastikan meningkat seiring peningkatan permintaan dari PT Smelting.

Rahmat Makkasau, Presiden Direktur Amman Mineral, mengatakan peningkatan pasokan ke Smelting pada tahun ini cukup signifikan dibanding tahun lalu ataupun rata-rata konsentrat tembaga yang biasa dikirimkan sebelum-sebelumnya.

Konsekuensi dari permintaan Smelting yang meningkat adalah jumlah ekspor menjadi tergerus.

“Ekspor kami tahun ini lebih rendah. Tadinya sekitar 300 ribu ton, tapi kan ke Gresik (PT Smelting) hampir 100 ribu ton, banyak ke Gresik,” kata Rahmat di Jakarta, Selasa (18/6).

Menurut Rahmat, jumlah konsentrat tembaga untuk PT Smelting tahun ini terbilang besar karena tahun sebelumnya saja pasokannya hanya sekitar 20 ribuan ton.

Salah satu penyebab peningkatan permintaan dari Smelting adalah anjloknya pasokan dari salah satu pemasok utama,  yakni PT Freeport Indonesia.

Menurut Rahmat,  tidak ada permintaan pasti konsentrat tembaga dari Smelting. Selama ini permintaannya pun berdasarkan kebutuhan yang tidak diproyeksikan selama setahun.

“Selama ini tidak kepastian karena lebih banyak dari Freeport. Kalau Freeport turun ya banyak permintaan ke kami. Kalau kami sih maunya ke Gresik semua karena lebih murah. Tahun lalu 20 ribuan ton,” ujar Rahmat.

Disisi lain, Amman mendapatkan kuota ekspor konsentrat dengan volume sebesar 336 ribu ton. Volume ekspor yang diminta Amman pada 2019, menurun 25,3% dibanding rekomendasi yang diberikan tahun lalu sebesar 450 ribu ton.

Rahmat mengatakan ada tiga negara yang selama ini jadi tujuan ekspor konsentrat tembaga yakni Filipina, Jepang dan Korea Selatan. Untuk tahun ini Filipina merupakan sasaran ekspor terbesar Amman Mineral.

“Filipina, Jepang. Kalau spot bisa ke Jerman dll. Tapi tahun ini tiga itu saja. Paling besar tergantung, tahun ini ke Filipina” kata Rahmat.(RI)