JAKARTA – PT PAL Indonesia diperkirakan menanamkan investasi sebesar Rp50 miliar-Rp100 miliar terkait proyek pembangunan reaktor desain Thorium Molten Salt Reactor  (TMSR) Thorcon. PAL Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Thorcon International Pte, Ltd. untuk mengembangkan komponen TMSR Power Plant atau reaktor desain pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) berkapasitas 500 megawatt (MW) dan Test Bed Platform, pada Juli 2019.

Sutrisno, Direktur General Engineering & MRO PAL Indonesia, mengatakan kontrak proyek pembangunan reaktor TMSR500 dan Test Bed Platform akan ditandatangani pada 2020.

“PT PAL akan mendapatkan kontrak dari Thorcon Rp1 triliun untuk membuat reaktor dan test bed platform. Untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, PAL membutuhkan pembelian peralatan tambahan/special tools untuk melengkapi fasilitas produk, sekitar Rp 50-100 miliar. Nilai pastinya sedang kami hitung,” kata Sutrisno kepada Dunia Energi, Minggu (13/10).

Sutrisno mengatakan bahwa ada beberapa opsi pendanaan, karena pendanaan untuk membangun reaktor ini tidak hanya memerlukan biaya investasi namun juga biaya modal kerja.

Thorcon International adalah Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan kepada pemerintah untuk melakukan investasi sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun untuk membangun PLTT di Indonesia.

PT PAL yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri galangan kapal sebelumnya berhasil membangun kapal landing platform dock untuk pasar ekspor, kapal Selam kelas Nagapasa. Saat ini, PT PAL akan kembali menguji kemampuannya dengan membangun reaktor nuklir tipe Molten Salt Reactor pertama di dunia dan yang akan menjadi bagian dari PLTN pertama di Indonesia.

Reaktor nuklir tersebut adalah desain dari Thorcon International, perusahaan energi nuklir asal Amerika Serikat, yang telah melakukan pengembangan desain selama tujug tahun dan saat ini pada tahapan penyelesaian Basic Design dan proses pembuatan Detail Engineering Design. Pada tahapan ini, Engineering Company dan Fabrikator yang akan membuat komponen utama harus mulai dilibatkan, yaitu DSME sebagai EPC Main Hull Construction, DOOSAN untuk turbin dan PAL untuk reaktor.

Hosni, Chief Engineer General Engineering PT PAL, menambahkan pihaknya sudah memiliki pengalaman membuat komponen turbin untuk sebuah PLTN di Perancis dan telah mengantongi serfikat ASME dan familiar dengan proses desain dan fabrikasi dengan pengawasan Authorized Inspector ASME.

“Sehingga, untuk dapat membangun reaktor nuklir kami tidak memiliki kendala yang besar,” ujar Hosni.

Menurut Sutrisno direncanakan sebelum akhir tahun ini estimasi biaya dan jadwal pembangunan reaktor TMSR dan Test Bed Platform sudah dapat di berikan kepada pihak Thorcon.

“Kami yakin proyek pembuatan reaktor dan test bed platform dapat dilaksanakan sesuai target, mengingat hasil kajian aspek teknis, safety dan komersial dari Badan Litbang Kementerian ESDM telah memberikan rekomendasi kelayakan desain TMSR Thorcon untuk dikembangkan di Indonesia,” tandas Sutrisno.

Struktur Kapal

PLTT nantinya menggunakan model desain struktur kapal dengan panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal nomor dunia terbesar di dunia.

“Reaktor akan dibangun di fasilitas produksi PAL di Surabaya. Pihak Thorcon sudah melakukan site visit dan asessment terhadap kemampuan dan fasilitas PT PAL,” kata Sutrisno.

Sesuai hasil kajian, Badan Layanan Umum Pusat Penelitan dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BLU-P3TEK KEBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), seluruh regulasi yang dibutuhkan untuk melakukan pembangunan PLTT dari sisi bauran energi maupun perijinan keselamatan instalasi nuklir sudah memadai.

Apabila proses perizinan dilakukan secara efektif dan efisien oleh lembaga pemerintah yang berwenang, maka proyek pembangunan PLTT tipe TMSR500 ini dapat selesai dalam kurun waktu 7 tahun.(RA)