BALIKPAPAN – PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional terus berupaya mewujudkan kemandirian energi serta menekan defisit neraca perdagangan atau Current Account Deficit (CAD), dengan menurunkan impor produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan petrokimia secara signifikan.

Ignatius Tallulembang, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, mengungkapkan bahwa Proyek Kilang Minyak dan Petrokimia yang berlokasi Balikpapan, RDMP Balikpapan Phase 1, akan dapat meningkatkan pengolahan minyak mentah dari sebelumnya 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari.

“Serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan setara EURO V,” ungkap Tallulembang, saat Management Walk Through (MWT) ke Proyek RDMP Balikpapan, Rabu(2/12).

Proyek RDMP Balikpapan Phase 1 dengan nilai investasi mencapai lebih dari US$ 6,5 miliar ditargetkan rampung pada 2023.

Tallulembang mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo guna melaksanakan percepatan pelaksanaan Proyek Kilang Minyak dan Petrokimia. Per November 2020 Proyek RDMP Balikpapan termasuk di area Lawe-Lawe saat ini telah mencapai progress overall fisik sebesar 2335%.

“Kami terus mengawal milestone – milestone penting di lapangan sehingga dapat memastikan proyek ini dapat selesai sesuai dengan target yang ditetapkan,” ujar Tallulembang.

Tallulembang menjelaskan, sejumlah milestone penting yang sudah terselesaikan di tahun 2020 ini diantaranya adalah Operational Acceptance New Acid Flare, Operational Acceptance New Jetty Sulfur, Material on Site & Erection Gas Turbine Generator, Material on Site Boiler Package, dan Material on Site Module Heat Recovery Steam Generator (HRSG).

“Hingga akhir tahun ini akan ada milestone penting lainnya, yakni Mechanical Completion (MC) Workshop & Warehouse, MC Gedung Laboratorium, serta Mechanical Tank Installation RFCC Tank,” tandas Tallulembang.(RA)