JAKARTA – Pasar yang positif dengan harga batu bara yang melambung tinggi mendorong kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik signifikan. Laba bersih atau laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Adaro pada sembilan bulan 2021 tercatat US$420,9 juta, naik 284,8% dibanding periode yang sama 2020 sebesar US$109,37 juta.

Selain karena pendapatan yang naik, peningkatan laba bersih Adaro ikut ditopang keberhasilan efisiensi yang ditunjukkan dari beban pokok pendapatan yang hanya naik 7%. Sementara pendapatan usaha hingga September 2021 tercatat US$2,56 miliar, naik 31% dibanding periode yang sama 2020 sebesar US$1,95 miliar.

Peningkatan pendapatan terutama karena kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 42% y-o-y berkat tingginya harga batu bara. Disisi lain, pada sembilan bulan 2021, produksi batu bara Adaro turun 4% year on year menjadi hampir 40 juta ton. Demikian pula penjualan batu bara sebesar 38,86 juta ton, atau turun 5% y-o-y.

Pengupasan lapisan penutup mencapai 173,03 juta bcm pada sembilan bulan 2021, atau naik 8% y-o-y. Serta nisbah kupas periode ini mencapai 4,36 kali. Cuaca yang kurang baik memperlambat aktivitas pengupasan penutup.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy mengatakan fokus Adaro Energi pada keunggulan operasional dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu bara yang terintegrasi vertikal memungkinkan pencapaian kinerja yang solid.
Walaupun dihadapkan dengan kondisi cuaca yang kurang baik, Adaro berhasil menyediakan pasokan yang andal bagi para pelanggan, suatu hal yang membuktikan kekuatan model bisnis yang diterapkan perusahaan.

“Selain itu, kondisi pasar batu bara yang kondusif semakin meningkatkan profitabilitas Adaro pada periode laporan ini. Kontribusi kami terhadap negara melalui pembayaran royalti dan pajak juga meningkat,” kata Garibaldi, Rabu (1/12).

Dia menambahkan dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir fundamental pasar batu bara, Adaro memutuskan untuk melakukan penyesuaian pada target profitabilitas.  “Karenanya, panduan EBITDA operasional direvisi menjadi US$1,75 miliar – US$1,90 miliar untuk 2021,” kata Garibaldi.

Hingga September 2021, Adaro Energy mencatat EBITDA operasional US$1,14 miliar, atau naik 70% y-o-y dari pencapaian sembilan bulan 2020 sebesar US$676 juta berkat kenaikan ASP.

Marjin EBITDA operasional tetap sehat sebesar 45% seiring keberhasilan upaya meningkatkan efisiensi operasional dan pengendalian biaya.(AT)