JAKARTA – Teknologi pembangkit listrik ramah lingkungan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah kualitas udara di Jakarta, yang masuk dalam kategori terburuk di dunia.

Junichiro Masada, Senior Vice President Mitsubishi Hitachi Power Systems, Ltd. (MPHS), anak usaha Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI), mengatakan penggunaan kombinasi energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga bayu, serta fasilitas gas turbine combined cycle (GTCC) atau integrated coal gasification combined cycle (IGCC) yang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam gas dan sumber lainnya di Indonesia untuk pembangkitan listrik, dapat menjadi jalan pintas untuk mencapai penurunan karbon. Masada mencontohkan teknologi turbin gas berefisiensi tinggi milik MHPS yang menawarkan keunggulan teknis di pasar global.

“Takasaga Works pada Prefektur Hyogo di Jepang, telah menggunakan struktur terintegrasi untuk penelitian dan pengembangan, desain, manufaktur, dan proses verifikasi. Hal tersebut memungkinkan umpan balik dari beragam proses yang berjalan untuk dapat dimasukkan secara cepat, yang kemudian berkontribusi menjadikan turbin gas yang andal dan menjaga pasokan tenaga yang stabil,” kata Masada di Jakarta, Selasa(8/10).

Masada mengungkapkan MHPS juga tengah mengembangkan fasilitas uji verifikasi pembangkit listrik terbaru untuk mendukung pengembangan turbin gas generasi selanjutnya. Fasilitas tersebut kini sedang dibangun di lahan Takasaga Works dan dijadwalkan mulai beroperasi pada 2020.

“Inovasi dan prospek masa depan teknologi, seperti kondisi pengembangan turbin gas hidrogen yang tidak memancarkan CO2, menjadi upaya untuk mendukung emisi nol,” ujar Masada.

MHPS telah aktif bergerak di Indonesia sejak 1971, dengan membawa teknologi turbin uap pertamanya ke Indonesia. Dalam kurun hampir lima puluh tahun, MHPS telah membangun perusahaannya di Indonesia dan hingga kini telah membangun sejumlah fasilitas pembangkit listrik dengan total kapasitas sekitar 20 Gigawatt (GW). Dari jumlah tersebut, turbin gas MHPS tipe M701F telah digunakan antara lain pada tahun 2006 di dua unit pembangkit listrik Cilegon, kemudian instalasi di pembangkit listrik Muara Karang, pembangkit listrik Tanjung Priok, dan yang terbaru untuk proyek pembangkit listrik Jawa 2.

“Kedepannya, MHPS senantiasa akan menawarkan berbagai teknologi pembangkit listrik ramah lingkungan untuk mendukung pengembangan teknologi di Indonesia, mendorong masyarakat rendah karbon, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan global,” tandas Masada.(RA)