PRABUMULIH– Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field, unit bisnis PT Pertamina EP—anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas–kembali menunjukkan peran strategisnya dalam menyokong ketahanan energi nasional. Sebagai pemasok kebutuhan gas melalui jaringan gas kota atau city gas, Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field berhasil menghemat subsidi sebesar Rp35 miliar per tahun di wilayah Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Ndirga Andri Sisworo, Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field, mengatakan pihaknya menyalurkkan gas sejak 2013. Hingga 2019 terhitung jumlah sambungan mencapai 42.650 KK dan diproyeksikan mencapai 50 ribu KK pada 2020. Nilai penghematan subsidi juga diproyeksikan jauh lebih besar, yaitu sekitar Rp40 miliar.  “Keseluruhan sambungan ini termasuk industri kecil atau UMKM dan konsumen rumah tangga,” ujar Ndirga di Prabumulih, Kamis (21/11).

Program ini merupakan salah satu upaya perusahaan dalam membantu mengurangi gas emisi hasil pembakaran. Pemanfaatan flared gas menjadi gas kota (city gas) merupakan salah satu solusi yang dirancang oleh perusahaan, selaras dengan program Pemerintah Kota Prabumulih.

Ndirga menjelaskan hingga saat ini sambungan jaringan gas kota di Kota Prabumulih sudah terdapat di 23 Desa/Kelurahan dengan jumlah sambungan sebanyak 42 650 KK atau ± sebesar 93% dari total seluruh KK di Kota Prabumulih.

Gas kota yang disalurkan oleh Pertamina EP Prabumulih Field dikelola langsung oleh PT Petro Prabu, badan usaha milik Pemerintah Kota Prabumulih. Ndirga mengatakan, dengan adanya Program Prabumulih The Real Full City Gas, Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field berharap dapat memberikan sumbangsih nyata dalam perbaikan lingkungan, serta membantu laju pertumbuhan dan pembangunan Kota Prabumulih. Kebermanfaatan program ini juga diharapkan menciptakan sinergi dengan masyarakat dan pemerintah. “Apalagi pasokan gas untuk 42 ribu lebih KK itu masih sangat kecil, yaitu hanya 1 MMSCFD ketimbang pasokan kami untuk konsumen industri yang hingga kini masih mayoritas,” ujarnya.

Susiati (30-an tahun), salah satu warga Kelurahan Majasari, Kecamatan Prabumulih Selatan, yang ditemui Dunia-Energi pada Rabu (20/11) malam, menyatakan penggunaan jaringan gas sangat menguntungkan. Selain menghemat biaya, penggunaan jaringan gas juga bisa dilakukan secara optimal.

“Dengan gas tabung 3 kg, dalam sebulan kami membutuhkan bisa 4-6 kg sebulan. Dengan jargas tagihan tidak mencapai Rp 100 ribu sebulan,” ujar Susi.

Menurut dia, warga Prabumulih sangat bersyukur atas kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk pengadaan jargas di Prabumulih. Apalagi pasokan gas berasal dari perusahaan milik negara yang sejak puluhan tahun mengelola lapangan migas di Sumatera Selatan mengambilalih dari perusahaan asing pada dekade akhir 1950-an dan awa1960-an. (DR)